"Sayang, aku gendong aja ke toiletnya!" tidak mau kalau istrinya berjalan sendiri, walau Jingga sudah berkata pusingnya pergi sejak dipindahkan ke ruang inap, dia tetap mau Jingga ada di bawah pengawasannya.
Selama Jingga di sini, Andra akan menjaga bergantian dengan kedua mertuanya, kecuali kalau ada tugas mendadak yang tak bisa Andra tolak, selagi bisa dia alihkan, dia akan temani istrinya itu. Tanpa menunggu jawaban sang istri yang sibuk menyibakkan selang infus itu, Andra gendong dengan hati-hati, satu tangan saja dia bisa bertanggung jawab dengan tubuh kecil itu,satu tangan yang lainnya membawa kantong infus.
"Kakak, sana aja!" mengusir suaminya, dia malu. Kalau ibunya mungkin tak masalah, tapi sampai siang besok suaminya yang menjaga. Ibunya akan datang tepat dijam makan siang sebelum Andra harus pergi meeting sampai larut.