Tak terasa langit berubah gelap, sudah banyak pesan yang Jingga balas pada temannya itu, tapi tak selama itu juga dia harus duduk menemani Andra karensa ditengah obrolan mereka harus berpindah ke ruang kerja di mana akan lebih banyak yang akan ayahnya bahas bersama Andra, sebagai istri hanya bisa menunggu saja sambil mencari kesibukan.
"Bu, aku nyakitin mereka nggak sih kalau aku ikutan wisuda dulu?"
Rani bergeleng, "Nggak dong, justru mereka akan ngerasa bersalah kalau kamu nggak maju-maju, lagian mereka udah punya kekuatannya masing-masing, jadi Ibu rasa udah saatnya kamu lepas dan hanya menjadi pemain belakang aja. Tetep temenan sama mereka, yang kamu prioritasin sekarang Andra, kalau kamu udah wisuda kan bebas itu, kamu bisa ikut dia tanpa izin siapa-siapa, kamu mau hamil anak dia waktu muda itu nggak masalah, karena lemes loh kalau pertama kali, Ngga. Ibu aja sampe tiduran seharian, nggak bisa kamu lari-lari ke kampus itu."