Sepanjang perjalanan kembali ke kota asal itu mereka lalui dengan senandung cinta yang tak pernah putus, ada lagu yang mengisi perjalanan mereka, dan setiap kali berhenti ke tempat istirahat, ada makanan yang melegakan perut juga dahaga mereka, ditambah lagi kalau sudah berkumur dengan obat mint itu membuat Andra tak kuasa menahan diri untuk tidak mencium istrinya, setiap perjalanan selalu dimulai dengan ciuman di bibir Jingga lebih dulu, sampai kebas dibuatnya dan Andra tak menyesali sama sekali, dia justru merasa senang dan lega karena pada akhirnya dia bisa memiliki sang istri seutuhnya.
Jingga yang tak pernah menolak meskipun diawalnya selalu kaget akan apa yang suaminya lakukan itu, tapi ketika bibir mereka sudah bertemu, yang ada Jingga membalasnya dengan sama rakusnya, mereka seperti buah yang berasal dari satu pohon saja, entah ke mana perginya masa lalu itu, Andra dan JIngga seolah melupakannya begitu saja.
