Dor!
Jingga terlonjak kaget, ada yang memeluknya dari belakang, bahkan dia tak mendengar adanya derap kaki yang mendekat ke arahnya. Tangan besar itu melintang di area perutnya, sangat kuat dan rapat sampai dia merasakan sesak.
Dia menoleh perlahan, melihat wajah suaminya yang sangat ia rindukan. Tapi, dia ragu karena di sini bukan acara yang melibatkan Andra dan dia belum mendengar adanya persetujuan dari pusat, Jingga lepaskan pelukan itu, dia lantas menjauh dan menghindari pria yang diduga suaminya itu.
"Jangan, kamu siapa?" tanyanya polos, dia takut kalau itu jelmaan yang akan menjebaknya dan dia pasti akan mendapatkan hukuman lagi dari keluarga di pusat. "Kamu siapa?" tanyanya sekali lagi, Jingga mundur menjauh, dia sudah siap menggapai handle pintu.
Hampir saja handle itu berputar, Andra tarik tangan itu dan membawa istrinya itu dalam pelukan.
"Masa kamu nggak kenal sama aku, sayang?" bisiknya.
Deg,