"Jingga," panggil Rani, ia tahan langkah anaknua yang baru saja kembali dari kedai jus itu, malam sudah tiba dan dia masih menunggu demi kabar rencana Andra. "Sayang, tumben sampe malem banget gini, kamu nggak dimarahin suami kamu apa?"
Jingga cekikikan, "Tadi, aku diomelin karena waktu kakak telpon, aku masih di kedai. Tapi, nggak apa, habis ini aku telpon dia lagi, Bu. Kenapa kok Ibu nungguin aku?"
Rani usap pipi bulat anaknya itu, "Sayang, ayah mau ajak kamu acara keluarganya ayah akhir pekan ini. Kamu harus ikut karena nggak mungkin kami pergi sendiri, iya kan? Kamu ikut ya temenin Ibu kalau ayahmu sibuk sama keluarganya kan Ibu jadi sendirian sayang, hem?"
Jingga berfikir sejenak di sini, pasalnya dia berharap akan ada kabar baik soal hubungannya dan Andra, tidak tahunya kabar itu belum ada dan dia harus pergi bersama kedua orang tua ke acara lainnya.