Aura pegangi bibirnya, entah apa yang akan dia lakukan esok hari di kedai dan kampus saat bertemu dengan Sigit, mereka baru saja jadian malam ini meskipun kata cinta belum jelas terucap di sana, tapi dari sentuhan itu bisa menjadi arti di mana Sigit begitu menginginkannya untuk menjadi pasangan yanng serius.
"Arrrrggh!" Aura berteriak sambil bergulung di kasurnya, bahkan bila dia harus terjatuh juga tak masalah.
Dia senang sekali malam ini bisa mendapatkan kartu bahagia dalam satu hari saja, dia benar-benar tak akan menyangka kalau akhirnya dia bersama Sigit setelah sekian lama bersama dan di sana dia hanya menganggap pria itu sebagai temannya saja tak pernah lebih, sekalipun Sigit berkenalan dengan banyak gadis di kampus, tak pernah ada cemburu atau sinyal cinta diantara mereka, hanya saja tiap kali mereka saling butuh, cuman mereka berdua saja yang siaga, tidak mungkin bersama Jingga yang sekarang sudah menikah, mau tidak mau mereka harus bekerja sama berdua saja.
