Malam semakin larut, beruntung Jingga sudah sampai rumah sebelum hujan itu turun, begitu deras dengan petir yang menyambar hebat.
Kaca jendela di kamarnya sampai bergetar karenanya, kalau saja dia tak segera pulang dan menutup kedai itu dijamin dia akan sampai rumah nanti tengah malam dengan kondisi basah kuyup, mana dia membawa sepeda motor sendiri sesuai dengan izin yang Andra berikan.
Panggilan dari pria itu sudah menumpuk di ponsel Jingga, pasti Andra sangat khawatir mengingat satu jam yang lalu saat ada awan mendung, Andra masih mendapatkan pesannya yang berada di kedai. Setelah ini bersiap saja mendapatkan omelan dari sang suami di seberang sana, tadi dia yang mengomel karena Andra pulang telat, kini bersiaplah dia yang mendapatkan omelan dari sang suami.
"Kakak, eheheheh ... nungguin aku mandi lama ya?"
"Kamu darimana aja kok telat hayo? Kamu ketemu sama siapa? Kamu ngapain aja hayo juga mandinya itu?"
