"Lo bisa tidur di sana, Gi. Barangnya Jingga banyak, cuman ya dia tata rapi kok selama ini. Lo bisa tiduran nyaman di sana." Andra persilakan teman baiknya itu untuk masuk, beginilah kondisi rumah tanpa ada istri yang menyapa, sudah seperti gua hantu saja.
Kalaupun dulu sebelum ada Jingga itu ada Amel, tetap saja tak akan ada yang berubah, Amel hanya datang sebagai pelepas hasrat saja, tak lebih dari itu, pekerjaan rumah tak mungkin Amel kerjakan meskipun di setiap kedatangannya, Andra selalu memberikan uang yang tak sedikit.
Gio mendesis, tak menyangka kalau temannya itu benar-benar bisa jatuh cinta dengan Jingga, secara kasat mata saja bisa dia pertimbangkan masalalu mereka yang terus saja Andra hindari, tapi seiring berjalannya waktu dan seperti apa yang Gio dengarkan tadi dari mulut Jingga, keberhasilan memang ada di tangan gadis itu.
"Kelana tahu kalau ada masalah ini?" tanya Gio.
