Gio gemetar membaca pesan itu, selalu saja dia yang menjaga sasaran empuk Amel ketika Andra tak bisa dihubungi, bukan teman yang lainnya yang sudah lama memblokir nomor itu. Kalau saja bisa dia lakukan, pasti sejak beberapa bulan lalu sudah dia blokir karena Amel meninggalkan temannya yang terlibat masalah juga karenanya.
Namun, permintaan Andra tentu tak bisa dia tolak, belum lagi hanya dia yang bisa dipegang saat ini, teman yang kain sudah sibuk dengan kehidupan baru mereka, hanya Gio, begitu juga dengan Jingga yang terkadang masih menghubunginya menanyakan perihal Amel yang masih menegur Andra.
Gio berada di tengah saat ini, entah dia harus percaya yang mana nantinya, Andra pasti akan mengelak, tapi Amel tentu akan terus menyerang dan mengibarkan bendera perang pada temannya itu.
"Baru aja gue tahu kehidupan Andra membaik sama Jingga, sekarang musuh satu ini buat ulah lagi, dia hamil sama siapa coba?" Gio garuk-garuk kepalanya yang tak gatal itu.