Moa tersenyum lebar. Di samping kanan, dan kirinya--adalah dua orang paling berharga, dan paling ia cintai di dunia. Empat tahun terlewat, dan Moa akhirnya bisa dengan bangga hati memakai toga. Gadis tionghoa jawa itu terlihat begitu cantik, dengan wajah berseri bahagia. Kedua orang tua nya, datang jauh-jauh dari negera tercinya—Indonesia, untuk bisa menjadi saksi sang putri tercinta mendapatkan gelarnya.
"Ganti gaya!!" Teriak sang photographer dadakan, yang Moa daulat untuk mengambil photo wisudanya.
Iqi sudah terlebih dahulu diwisuda. Moa tidak iri, karena ia sadar perbedaan ukuran otaknya, dan otak Iqi.
"Ya... Sekali lagi!!" Iqi kembali berteriak. Sahabat baik Moa itu, bahkan menyempatkan diri datang, hanya untuk menjadi pengambil photo sang sahabat--dan tentunya memberikan jasanya secara gratis.