Moa mendelik. Senyumnya seketika luntur melihat orang yang disangka pengantar pizza, ternyata orang lain. Orang gila yang beberapa waktu lalu ditemuinya. Yang dengan susah payah ia hindari. Bukannya pulang untuk mengobati luka kakinya, pria itu justru muncul di depan pintu flat. Jangan lupakan cengiran lebarnya, seolah tidak terjadi apa-apa beberapa waktu lalu. Sadar dari keterkejutannya, Moa ingin buru-buru menutup pintu kembali. Tangannya bergerak secepat yang ia bisa untuk menutup daun pintu yang baru saja ia buka. Gadis itu kembali mendelik, saat daun pintu tidak bisa tertutup karena terganjal sesuatu. Ia menunduk untuk melihat apa yang membuat daun pintu tersebut tidak bisa tertutup. Dengan kesal ia merutuki kaki panjang Noel yang terjulur, hingga ujung sepatu pria itu mengganjal daun pintu. Dengan wajah super duper kesal, moa mendongak. Sudah siap ingin melempar caci maki pada pria di hadapannya, sebelum suara pria itu mendahuluinya.