Chereads / Aira : begins with a smile / Chapter 7 - Dufan (2)

Chapter 7 - Dufan (2)

Ara dan Arlan memasuki restoran dan langsung duduk dihadapan Gista dan Rafi.

"cepet pesen makan, nanti maag lu kambuh." ucap Rafi sambil memakan makanannya. Ara hanya mengangguk lalu melihat menu.

"kok ga bilang kalo ada maag?." tanya Arlan.

"huum, ga terlalu penting?." ucap Ara setelah berfikir sebentar.

"kalo lu kenapa-kenapa gimana? tadi minum es lagi."

"gw udah sarapan kok tadi pagi jadi tenang aja." Ara tersenyum kecil sambil mengacungkan jari jempolnya.

"kalian habis jadian?." ucap Gista memotong obrolan Ara dan Arlan. Rafi terbatuk dan langsung menatap Ara meminta penjelasan. Arlan dan Ara kompak menggeleng.

"ngga fi, udah lanjutin makan lu." ucap Ara kesal karena ditatap Rafi terus. Gista terkekeh dan Arlan menggaruk tengkuknya canggung. Akhirnya mereka makan tanpa membicarakan apapun.

setelah selesai makan Rafi dan Gista pergi duluan, Gista menarik Rafi karna ingin sekali nonton pertunjukan sulap. Ara yang belum selesai makan pun ditinggal dengan Arlan lagi.

"abis ini mau kemana?." Arlan membuka pembicaraan.

"umm... lagi mau naik apa? dari tadi kan gw terus yang nentuin, sekarang gantian."

"apa ya, karna abis makan jangan naik yang ekstrim-ekstrim, mau coba rumah miring?."

"wah boleh tuh."

"yaudah yuk." Arlan dan Ara pun bergegas pergi meninggalkan restoran.

setelah mengunjungi rumah miring Ara dan Arlan pergi mengunjungi wahana lainnya, mulai dari rumah kaca, istana boneka, ontang-anting dan lain-lainnya.

langit berubah menjadi orange, Ara dan Arlan sedang duduk di wahana Niagara gara. Arlan membuka jaket lalu melipatnya. Tidak berapa lama perahu pun meluncur dan air terciprat kemana-mana. Ara tersenyum bahagia saat air terciprat ke wajahnya.

"wahana yang ada air-air nya emang seru banget yaa." ucap Ara setelah keluar dari wahana Niagara gara.

"iya seru banget." Arlan tersenyum tipis dan memakaikan jaketnya ke Ara.

"ehh- gausah lan."

"gapapa pake aja ra nanti lu kedinginan."

Ara pun mengangguk dan suasana menjadi canggung.

"mau naik bianglala?." tanya Arlan.

Ara berfikir sebentar sambil melihat wahana bianglala. "kayanya bagus, yuk naik."

mereka pun mengantri, Ara melihat sekeliling dan ternyata didepannya ada couple yang sedang mengantri. Ara punya firasat tidak enak. Ara ingin menarik tangan Arlan bermaksud sedikit mundur dari barisan.

"mas mba sini naik yang ini." belum sempat Ara menarik tangan Arlan, mereka sudah dipanggil oleh staf bianglala. Arlan maju dengan santai sedangkan Ara hanya bisa menghela nafas.

mereka pun duduk berhadapan dengan couple. bianglala mulai bergerak pelan, langit mulai berubah agak kegelapan. setelah sampai di paling atas bianglala berhenti.

"mba boleh tolong fotoin?." tanya perempuan di depan Ara sambil menyodorkan hpnya.

"ehh- boleh-boleh sini hp nya." Ara tersenyum kecil lalu mengambil hpnya. Ara pun mengambil beberapa foto. perempuan itu berterimakasih saat hpnya dikembalikan.

"mba nya ga mau difoto in?."

"hah? ngga usah." Ara menggeleng pelan.

"gapapa mba ga usah malu." katanya lagi.

"yaudah nih mba tolong ya fotoin." Arlan menyodorkan hpnya.

"gapapa kan buat kenang-kenangan." tanya Arlan meminta persetujuan Ara. Ara terdiam sebentar dan memutuskan mengangguk tanda setuju. mereka pun bergaya, Arlan dengan senyum manisnya dan Ara dengan senyum canggungnya. setelah berfoto Ara dan Arlan pun berterima kasih. suasana kembali canggung.

Ara membuka hp ketika melihat notif dari sahabatnya.

gista gf rafi.

nanti kamu pulang bareng Arlan ya, aku mendadak ada urusan. gapapa kan?

me.

iya gapapa kok hati-hati yaa.

Ara terdiam sejenak, dia berfikir akan pulang naik apa.

"Ra kata Gista lu disuruh pulang bareng gw." ucapan Arlan membuat Ara menoleh.

"gapapa lan gw bisa naik taksi kok." ucap Ara setelah keluar dari wahana.

"loh kenapa? lu canggung ya gara-gara tadi? maaf ya." tanya Arlan sambil menggaruk tengkuknya.

"ehh- ga kok bukan ituu, kata Gista pas berangkat tadi katanya rumah lu lawan arah sama gw, jadi gw ga enak."

"yaampun ga papa ra santai aja."

"beneran?."

"iya raa." tanpa sengaja Arlan mengusap rambut Ara pelan karena gemas. Ara menatap Arlan yang tinggi nya lumayan jauh dari Ara. tidak lama bertatap Ara sedikit mundur dan Arlan mengalihkan pandangan merasa malu.

"ehm... jadi mau pulang sekarang ra?."

Ara hanya mengangguk. mereka berdua pun berjalan menuju pintu keluar Dufan. setelah keluar Dufan mereka langsung bergegas menuju mobil Arlan. Mobil Arlan pun pergi meninggalkan Dufan. suasana di dalam mobil hening. Arlan yang merasa ga enak menyalakan musik untuk mencairkan suasana.

"ohh iya gw semalem bikin cookies mau coba?." ucap Ara.

"wah boleh-boleh." Ara pun mengeluarkan se toples cookies yang dibawanya.

"btw lu udah tau kalo gw bakal sekolah di sekolahan yang sama kaya lu."ucap Arlan sambil memakan cookies.

"enak cookies nya." tambahnya

"tau kok tadi Gista cerita, makasih." Ara tersenyum senang menanggapinya.

setelah obrolan itu, obrolan mereka terus berlanjut mulai dari membicarakan sekolah, Gista sampai hal-hal random yang pernah dialami. Tidak terasa mobil yang ditumpangi mereka sampai di depan rumah Ara.

"Makasih ya lan, Maaf ngerepotin." Ucap Ara dari luar mobil melalui jendelanya.

"santai ra, makasih juga cookiesnya." balas Arlan sambil tersenyum.

"yaudah hati-hati ya lan, bye." Ara melambaikan tangannya. Arlan pun mengangguk dan menutup jendela lalu mobil pun berjalan. tetapi baru beberapa meter mobil berhenti dan Arlan keluar mobil lalu menghampiri Ara.

"loh kok dia turun." gumam Ara sambil menyeritkan dahinya.

setelah Arlan sampai di depan Ara, Ara baru menyadari sesuatu.

"ohh jaket ya lan, sorry." Ara melepas jaket Arlan yang sedang di pakenya. "ehh tapi gw cuci dulu deh kayanya rada bau." Ara tersenyum canggung.

"ehh bukan ituu." Arlan menggelengkan kepalanya.

"trus?." mendengarnya Arlan terdiam sebentar, Ara pun binggung.

"minta nomer boleh ra?." Arlan menggaruk tengkuknya malu.

"yaampun cuma minta nomer." Ara terkekeh mendengarnya.

"boleh?."

"boleh kok sini mana hp nya." Ara tidak habis fikir hanya tersenyum tipis dan menggeleng pelan. Arlan menyerahkan hp nya Ara pun mengetik nomernya.

"makasih ra, good night." Arlan tersenyum lebar dan berlari mundur sambil melambaikan tangan kearah Ara.

"too." ucap Ara pelan dan membalas lambaian Arlan. mobil Arlan pun pergi meninggalkan kompleks Ara.

Ara memasuki rumahnya, suasana tampak sepi tapi Ara tidak memperdulikannya dan langsung bergegas ke kamarnya untuk membersihkan diri.

setelah selesai membersihkan diri. Ara melempar tubuhnya ke kasur dan mengecek hp.

gatausiapa.

Udah sampe?

gista gf rafi.

udah sampe Ra?

me

to gista gf rafi.

udahhh kamu udah sampe?

me

to gatausiapa.

udah nih

gista gf rafi.

okayy, good night raaa

me.

iyaa gistaa

"kok dibales nya cuma itu ya, mungkin Gista udah ngantuk." Ara hendak menaruh hp nya di meja sebelah tempat tidurnya tapi notif masuk mengurungkan niatnya.