Vio pun menyalakan motornya dan langsung menancap gas dengan kecepatan yang sangat tinggi. tiba-tiba hujan deras turun Vio tidak menurunkan kecepatan kendaraan nya. Farhan dibelakang ikut mengikuti dengan kecepatan yang sama dengan Vio.
"sial perih." desis Vio saat lukanya terkena air hujan.
kak maaf kalo aku keras kepala." Ara berdiri disamping Niel.
"santai, jangan diulangi aja inget banyak yang khawatir sama lu." jawab Niel.
"itu si Vero kenapa teriak?" Tanya Niel.
"itu mau kasih uang buat martabak tapi aku ga mau biar pake uang aku aja."
"padahal lu bakal di bayarin sama dia."
"ohh iya lu ga suka di traktir ya." Lanjut Niel.
"iya kak." jawab Ara.
"umm- kak sebenernya aku bukan mau beli martabak." ucap Ara lagi dan kini Ara sedang menundukkan kepalanya.
"iya gw tau." Jawab Niel.
"ehh-" Ara mendongakkan kepalanya dan menoleh ke Niel.
"iya gw tau lu mah gampang banget ditebak." Niel kini bersiap menaiki motornya.
"trus ga papa?" Tanya Ara.
