Keesokan paginya Jack, telah berada di halaman rumahnya. Pemuda itu telah datang untuk menjemputnya, seperti yang telah Jack sampaikan sebelumnya bahwa hari ini mereka akan berpergian menuju salah satu tempat di mana terjadi masalah pada tempat yang seharusnya dapat mereka bangun.
"Kau datang tepat waktu Jack."
"Tentu saja, kita harus menyelesaikan dengan cepat jika ingin project tersebut kembali berjalan sesuai rencana."
Louis menganggukan kepalanya membenarkan ucapan Jack. Memang benar jika ingin semuanya berjalan dengan baik, maka ia harus benar benar menyelesaikan masalah tersebut.
Tak lama setelah nya Jack mengendarai mobil nya menuju tempat yang mereka tuju.
Louis tampak memejamkan maniknya dan menyamankan dirinya selama perjalanan berlangsung. Sesekali Louis tampak tersenyum mengingat apa yang sebelumnya terjadi antara dirinya dan Nara.
Memang hanya sebatas balasan pesan, yang seharusnya mungkin di pikiran orang lain tak terlalu penting, tetapi baginya hal tersebut menjadi penting, sebab hanyak sebuah balasan semata dapat mengobrak abrik perasaannya dalam hitungan menit.
Sungguh bisa di bilang Louis benar benar terperangkap atas pesona Nara!
Walaupun Louis sendiri tak terlalu menyadari akan perubahan sikap Nara sebelum tertukar dengan Nate.
"Bangunkan aku saat sudah sampai Jack."
"Baiklah," balas Jack pada Louis.
.
.
Perjalanan yang di tempuh oleh Louis dan Jack selama berjam jam akhirnya terlalui juga.
Jika menghabiskan waktu berjam jam mengapa Louis dan Jack tak menggunakan transportasi lain? Misalnya pesawat atau mungkin kereta semacam nya?
Tentu saja Louis lah yang memintanya. Pemuda itu enggan menggunakan transportasi lain selain kendaraan pribadi, selama beberapa tahun belakangan.
Untuk alasan nya sendiri mengapa seperti itu, hanya Louis lah yang mengetahuinya.
"Kita sudah sampai," ujar Jack mencoba membangunkan Louis yang terlelap.
Louis mengerjapkan manik nya sejenak, dan menatap ke arah Jack menganggukan kepalanya sejenak.
Setelah nya Louis melangkahkan kakinya keluar dari mobil dan melihat dengan seksama mengenai lahan yang ada di hadapannya.
Sebagian lahan yang sebelumnya terdapat pohon ataupun bangunan yang mengganggu pembangunan sudah di tebang dan di robohkan, hanya saja...
"Apakah ini pohon yang kau maksud sebelumnya?" tanya Louis saat mendapati sebuah pohon besar yang berdiri tegak diantara pohon pohon lain yang berhasil dirobohkan.
Dengan cepat Jack menganggukan kepalanya, dan memberikan foto pohon yang sebelumnya di berikan oleh timnya.
"Mana kapak nya, sini akan ku coba tebang," lirih Louis dengan santainya tanpa mengingat kejadian kejadian yang terjadi saat kerap kali ada orang yang ingin menebang maka akan ada hal buruk yang menimpa.
Baru saja tangan Louis hendak mengayunkan kapak yang di berikan oleh Jack, seorang pria tua dengan pakaian yang sedikit lusuh datang menghadang Louis dan mengatakan jika Louis menebang nya maka akan ada penyesalan berat terjadi padanya.
Louis mengerutkan keningnya bingung.
Oh ayolah, Louis bukanlah orang yang mudah percaya begitu saja dengan hal hal yang tak masuk akal, terlebih semua nya tampak tak masuk di logikanya.
"Masih ada jiwa tertukar yang berkeliaran, mereka belum menyadari nya, dan jika kau menebang nya jiwa yang seharusnya akan menjadi jodohmu akan berakhir tragis."
Deg!
Manik Louis membulat sempurna, dan tanpa sadar ia langsung melepaskan kapak yang ada di tangannya saat mendengar pernyataan dari pria tua yang ada di hadapannya.
Ingin rasanya ia tak percaya dengan hal yang telah di katakan pria tua itu, hanya saja tiba tiba ia langsung mengingat wajah Nara.
Ia tak sampai hati jika ada hal buruk yang menimpa Nara hanya karena dirinya.
'Tunggu, mengapa aku mengingat Nara? Memang nya dia benar benar jodohku? Dan mengapa tadi mengatakan bahwa jiwa tertukar? Ck, aneh sekali.'
Louis yang bimbang akhirnya mengurungkan niatnya, dan menatap ke arah Jack untuk berdiskusi terlebih dahulu.
Jack tentu saja bingung dengan sikap Louis tersebut.
"Ada apa? Mengapa kau aneh sekali? bukankah sebelumnya kau tampak tak peduli?"
Louis menghela nafasnya sejenak menatap ke arah mata Jack.
"Bagaimana jika Nara dalam bahaya karena kecerobohan ku?" tanya Louis tiba tiba.
Butuh beberapa menit bagi Jack untuk menyimpulkan pertanyaan Louis, yang menurutnya tampak aneh di dengar olehnya.
"Apakah ini masih Louis sahabat ku yang kukenal?" tanya Jack sedikit jenaka pada Louis.
Louis memutarkan maniknya malas. Ia tak habis fikir jika sahabatnya justru akan menggodanya disaat ia berfikir serius dengan apa yang terjadi.
"Aku serius Jack."
'What?!' kaget Jack tak bersuara, pasalnya selama ia berteman ia selama itu pula tak pernah mendengar bahwa Louis akan percaya dengan hal hal di luar logikanya.
Jack menghela nafasnya panjang, dan memijit dahi nya. Jujur saja ia sendiri tak tahu harus berkata apa. Jika ia ingin tak percaya, tapi mengapa para pekerjaannya justru mengatakan sebaliknya.
"Aku tak dapat memutuskannya Louis, kau tahu bukan bahwa aku sedikit percaya hal hal seperti itu, jadi kalau aku menyamakan prinsip mu dengan pasti agak sedikit tak sesuai denganmu."
"Baiklah, akan ku tanya kan pada pak tua tadi."
Baru saja Louis berbalik hendak mencari sosok yang tadi bertemu dengannya, baik Louis maupun Jack tak menemukan sama sekali sosok pria tua itu.
"Dimana pak tua tadi? Bukankah tadi sekilas ia masih di dekat pohon ini?" tanya Louis bingung.
Tak jauh berbeda dengan Louis Jack pun dapat merasakan keanehan itu, bahkan bulu kuduk Jack telah terangkat, dan Jack berusaha memeluk tubuhnya sendiri demi menurunkan rasa takutnya.
"Ada apa denganmu?" tanya Louis bingung saat mendapati Jack yang bertingkah aneh menurutnya.
Jack tak dapat mengeluarkan suara nya melainkan hanya sebuah gelengan kepala yang dapat Jack berikan pada Louis.
"Ck, dasar penakut."
'Aku tak penakut bro, hanya saja aku merasa hawa dingin semakin terasa di dekat pohon ini, apakah pohon ini pohon keramat?' Monolog Jack pada dirinya sendiri.
"Yasudah lah, kita atur ulang landscape nya, biarkan pohon ini tetap disini, tetapi ubah bentuk penataannya kembali, biarkan ini sebagai aset disini, panggil kan pihak arsitektur dan lainnya besok," ujar Louis yang akhirnya mengambil jalan tengah.
Memang Louis tak begitu percaya hal yang tak masuk akal, hanya saja hati kecil nya mengatakan bahwa tak ada salah nya mengikuti ucapan pria tua tadi jika tak mau mengambil resiko dimana di bilang sebelumnya jodoh nya akan mengalami hal tragis, bagaimana jika Nara justru yang menjadi jodoh nya tapi terjadi hal buruk padanya karena ulahnya?
Hal itu yang menjadi pertimbangan Louis untuk sementara ini. Louis tak ingin adanya sebuah penyesalan dalam seumur hidupnya!
'Semoga keputusan ku tepat.'
———
Leave a comment, and vote