"Daffa, opor nya boleh gue bungkus gak?."
"Lo bener-bener bikin kita malu ya Beth!" Aldo menunjuk wajah Betrand dengan sebuah garpu yang mengarah tajam ke mata nya.
"Wah.. Stay damai bro! jangan pake kekerasan.." Betrand mendorong tangan Aldo menjauh dari wajah nya.
Daffa dan Ridho terkekeh.
"Kalo Lo mau, bawa sekalian sama panci nya Beth!" jawab Daffa.
"Serius Daff?." tanya Betrand sumringah.
"Ya enggak lah Betrand!" Tegas Ridho.
Suasana di meja makan kembali ramai karena ulah Betrand yang bikin kesal teman-teman nya.
***
"Eh! katanya Lo mau cerita soal Kevin sama kita Daffa." Ridho kembali mengingatkan setelah mereka keluar dari dapur dan masuk ke kamar pribadi Daffa.
"Hmm, gimana kalo gue cerita nya nanti malem aja! sekalian gue ajak kalian ke suatu tempat yang gak pernah kalian datengin sebelum nya! ini berhubungan sama Kevin juga soalnya." ajak Daffa.
Mereka mengangguk setuju.
Daffa menyalakan PS milik nya dan mengajak teman-teman nya bermain bersama.
"Daffa? Lo sewa ini darimana? ini kan PS keluaran terbaru yang mahal banget!." Ridho seperti biasa membahas masalah harga barang-barang mahal dengan teliti.
"Dho! Kok Lo tau banget sih sama barang-barang mahal? jangan bilang Lo sebenernya orang kaya yang lagi menyamar jadi orang miskin seperti kita supaya bisa menemukan cinta sejati? Ya gak?" Betrand menebak dengan spontan membuat Aldo dan Daffa tertawa.
"Sembarangan Lo! drama banget sih isi kepala Lo! Kemiskinan gue ini murni dari Tuhan tanpa kepura-puraan! cuman ya Gue sedikit tau lah, sama barang-barang mewah kaya gini mah !" jawab Aldo.
"Udah lah! yuk mulai main..!" Daffa tidak terlalu menanggapi pertanyaan Ridho.
Akhirnya mereka bermain bersama hari itu, melupakan sejenak penat yang mengelilingi kepala masing-masing.
***
"Kita pamit dulu ya Daffa!" Ridho melakukan salam perpisahan pada Daffa yang mengantar mereka sampai kedepan pintu.
"Wuih.. ini mobil keren banget! kaya di film-film barat! ini mobil siapa Daffa? " Betrand melihat mobil mewah terparkir di samping rumah Bi Marni.
"Mobil tetangga gue yang dari Kota!" jawab Daffa sambil menyimpulkan senyum di bibir manis nya.
"Tetangga Lo ada yang kaya juga ternyata!"
"Udah cepet naik! banyak omong banget sih Lo Beth! gue tinggal lama-lama." Keluh Aldo yang sudah nangkring di atas motor nya dan menunggu Betrand naik ke jok belakang.
"Kapan ya gue bisa naik mobil keren kaya gitu! brrrmmmmm bbbrrrmmmm bbrrmmm..." Betrand memperagakan gaya kocak nya saat membayangkan ia berada di dalam mobil mewah tersebut.
Daffa dan yang lain nya kembali tertawa melihat tingkah konyol Betrand.
"Nanti malam kita curi mobil itu!" Kata Daffa sambil tertawa puas.
Aldo tetawa lepas.
"Sampai ketemu nanti malam Daff!"
***
Malam nya, sekitar pukul Sembilan, Daffa mengintruksikan kepada Aldo, Ridho dan Betrand untuk segera datang kerumah nya.
"Nak Daffa udah rapih banget, mau kemana?" Tanya bi Marni saat melihat Daffa sedang mengenakan sepatu di depan rumah nya.
"Biasa Bi, Anak muda he he.." Jawab Daffa sambil membetulkan celana jeans nya yang sedikit terlipat.
Setelah lima belas menit menunggu, akhir nya Aldo, Ridho dan Betrand sampai di rumah Daffa.
Motor matic Aldo mengangkut tiga orang ke rumah Daffa.
"Daff Gue ikut naik si Joko ya! bosen gue dibonceng Aldo terus!" Betrand yang duduk di jok paling belakang segera turun dari motor Aldo dan menghampiri Daffa.
"Motor Gue bocor Daff, makan nya gue nebeng aja sama Aldo, jadi lama deh di jalan nya!" Kata Ridho menjelaskan.
"Buruan keluarin si Joko!" Titah Betrand.
"Yah! tadi nya kan gue mau nebeng ke motor Lo Dho! si Joko kan gak bisa nyala." Daffa menggaruk kepala nya.
"Ya terus gimana dong! masa motor cantik gue harus bawa empat bujangan sekaligus sih!" Keluh Aldo.
Akhirnya Daffa memapah ketiga teman nya untuk masuk ke dalam mobil mewah milik nya yang tengah terparkir di samping rumah.
"Daffa! jangan bilang kalo..." Aldo tidak meneruskan ucapan nya.
Daffa tersenyum.
"Iya..!" jawab Daffa singkat.
"Lo beneran mau nyolong Daffa?" teriak Aldo kencang.
"Huss!! sembarangan Lo! ini mobil gue! cepet masuk!" Daffa membuka kan pintu untuk mereka bertiga.
Betrand dan Ridho saling melirik keheranan.
namun seperti orang yang sudah terkena hipnotis, ketiga nya langsung masuk dan memperhatikan Daffa mengeluarkan mobil mewah nya itu dari perkampungan sempit tempat tinggal nya sekarang.
"Daffa Lo belajar nyolong dari mana?" Betrand masih tersihir oleh kemewahan mobil yang sedang dikendarai Daffa.
Ridho juga masih celingukan dan meraba-raba jok yang sedang di duduki nya.
"Hmm, masih aja bilang gue maling! ini beneran mobil Gue! maksud gue, pemberian Bokap gue!"
"Wah! ngaco ini anak! Al ! tampar pipi nya Al!" Betrand menyuruh Aldo yang duduk bersebelahan dengan Daffa untuk menampar pipi Daffa.
"PLAK!"
Aldo refleks melayangkan tamparan khas lelaki kepada sahabat nya Daffa. entah kenapa Aldo juga terlihat konyol seperti Betrand.
"Aw! Sakit Al..!" Daffa mengerang.
"Eh.. Sorry sorry! G-gue.. gue masih bingung banget Daffa!" Aldo meminta maaf kepada Daffa karena sudah menampar pipi nya.
"Begini ya! sebelum nya gue minta maaf, karena udah bohongin kalian semua. Gue gak pernah jujur tentang kehidupan gue yang sebenernya.." Daffa memulai penjelasan nya saat mobil sudah keluar dari perkampungan dan mulai meemasuki area jalan raya yang mulai ramai.
"Sebener nya, bokap gue bukan orang sembarangan. dia direktur perusahaan tambah besar di Indonesia. cuma karena dulu gue sempet ada problem sama dia, akhirnya gue lebih milih tinggal sama pengasuh gue waktu bayi. semenjak nyokap gue meninggal, cuma Bi Marni yang kasih perhatian sama gue dan Mbak Nadya. apalagi kondisi Mbak Nadya yang sedang sakit mental memerlukan support yang tulus buat kesembuhan nya.
sekarang, masalah gue sama bokap gue udah mulai membaik, dia dan nyokap tiri gue jemput Mbak Nadya kesini untuk bawa dia berobat ke Singapura." Daffa menceritakan dengan detail mengenai sejarah hidup nya yang baru diketahui oleh ketiga sahabat nya itu.
"Jadi kakak Lo ke singapur bukan jadi TKW?" tanya Betrand.
Aldo melotot ke belakang melihat Betrand yang memotong curhatan Daffa.
"Ya!, tentu aja bukan.. Mbak Nadya itu dulu terkenal di kampus nya karena dia salah satu selebgram yang punya banyak penggemar. tapi karena suatu kejadian yang memilukan dan itu terjadi dalam waktu yang berdekatan, membuat nya sangat terpukul dan mental nya jadi sakit." Lanjut Daffa.
Ketiga teman nya hanya menyimak dengan seksama, sekarang mereka mengerti masalah yang terjadi pada sahabat nya.
"Terus sekarang Lo mau ajak kita kemana Daffa?" tanya Ridho.
"Katanya Lo mau tau alasan kenapa Kevin bisa benci banget sama Gue?."