Pagi hari sekitar pukul 06.30 Daffa menyalakan motor Vespa kesayangan nya, belum juga tidur semalaman, ia harus segera pergi ke sekolah karna sudah bolos tiga hari.
Nadya keluar dari kamarnya dan memperhatikan Daffa dari dalam.
"Mbak Nadya ngapain disana? mau antar Daffa sekolah?" tanya Daffa pada Nadya.
Bi Marni datang dari arah belakang Nadya.
"Mbak Nadya, inget gak.. dulu Mbak Nadya suka bikin sarapan untuk Nak Daffa ? Omelet yang dari telur itu..." Kata Bi Marni sambil mengelus pundak Nadya lembut.
Nadya hanya diam memperhatikan Daffa.
"Mbak Nadya mau gak bibi potong rambutnya biar makin cantik?" Bi Marni sesekali menyibakan rambut panjang Nadya ke belakang telinga nya.
Nadya menggeleng, dari dulu ia memang lebih suka rambut panjang, katanya lebih terlihat anggun .
Bi Marni mengerti, dan tidak memaksa Nadya.
"Mbak Nadya.. Daffa pamit berangkat ke sekolah dulu ya.. Bi... tolong jaga Mbak Nadya ya.. kalo ada apa-apa telpon Daffa aja.." Daffa lalu memakai helm nya dan langsung berangkat ke sekolah.
***
Di sekolah, Jelita dan Lolly sedang membicarakan Kevin, pasalnya, kursi dan meja untuk Kevin belum di sediakan pihak sekolah.
Lolly yang tidak tahu apa-apa karna kemarin dia tidak masuk sekolah, hanya cuek mendengarkan Jelita.
Beberapa saat kemudian Kevin masuk ke dalam ruangan kelas mereka.
Lolly memperhatikan Kevin tanpa berkedip.
sementara Kevin langsung mengajak ngobrol Jelita.
"Ta... sejak kapan Jimin BTS pindah ke sekolah kita" Lolly masih belum berkedip.
Jelita yang langsung mengerti maksud Lolly segera memperkenalkan Kevin pada Lolly.
"Oh iya, Vin ini Lolly sahabat gue, kebetulan kemarin dia gak masuk, jadi dia gak tau kalo ada murid baru disini" ungkap Jelita.
Kevin dengan ramahnya menjabat tangan Lolly.
"Hallo Lol.. gue Kevin.. sorry ya kemaren gue duduk di kursi Lo, karna belum punya tempat duduk" Kevin masih tersenyum ramah.
"Oh gak Masalah kok Vin, kalo Lo mau duduk disini sampe lulus juga gak apa-apa.. nanti gampang Jelita gue suruh pindah ke belakang aja" Lolly masih bersikap manja dihadapan Kevin.
"sembarangan Lo!.. awas ya kalo Lo butuh gue nanti"
"Becanda Ta..." Lolly berbisik pada Jelita.
Kevin hanya tersenyum manis melihat tingkah laku Lolly.
Tak lama kemudian, Tukang kebun sekolah membawa meja dan kursi baru untuk Kevin.
Jelita langsung mengarahkan Pak Udin untuk menyimpan meja tersebut disamping kursi Daffa.
Setelah bell masuk berbunyi, Kevin dan yang lain segera duduk di bangku masing-masing.
Guru mata pelajaran matematika masuk ke dalam kelas.
Tiba-tiba, Daffa masuk ke ruang kelas setengah berlari.
"Selamat pagi Bu Dewi yang baik hati.. mohon maaf sebesar-besarnya ya Bu.. Daffa hari ini telat lagi, gak telat-telat banget sih, cuma lima menitan, ibu udah lama disini Bu?" cerocos Daffa dengan wajah tanpa dosa.
teman-teman nya termasuk Aldo dan Betrand tertawa terbahak-bahak.
"Kamu ini, kebiasaan... telat Mulu setiap hari" jawab Bu Dewi lalu menyuruh Daffa segera duduk di bangku nya.
"Vin! Kok Lo bisa ada disini sih? dari kapan?" Daffa menegur teman baru dikelasnya itu.
semua mata memandang ke arah mereka berdua.
Kevin hanya menunduk, setengah membuang muka.
Daffa mengerti, ia langsung duduk di bangku nya sendiri.
"Kevin ini temen sekelas gue waktu SMP.." kata Daffa pada teman-teman sekelas nya yang masih memperhatikan mereka.
Bu Dewi tidak menghiraukan dan langsung memulai pelajaran.
Saat pelajaran berlangsung, Kevin melirik ke arah samping, memperhatikan Daffa.
Daffa yang sadar dirinya sedang diperhatikan itu langsung menoleh.
"Kenapa Vin ?" tanya Daffa dengan santai nya.
Kevin hanya menggeleng dan kembali memperhatikan Bu Dewi yang sedang menjelaskan.
Bell waktu istirahat berbunyi, Kevin mengajak Jelita dan Lolly pergi ke kantin bersama-sama.
Daffa memperhatikan mereka.
Aldo mendekati Daffa perlahan.
"Si Kevin orang kaya ya Daff? keliatan banget dari penampilan nya! kemaren dia bawa motor ninja merah, sekarang kata Betrand dia bawa mobil ke sekolah! parkirnya samping mobil Pak Rudy! kita mah boro-boro mobil, motor aja kadang keabisan bensin!" Aldo dan Betrand tertawa bersamaan.
Daffa yang sebenarnya menyimpan banyak informasi mengenai Kevin masih enggan menjelaskan pada kedua sahabatnya itu. Daffa hanya menjelaskan kalau memang Kevin adalah orang kaya.
padahal dirinya sendiri juga seorang anak pemilik perusahaan tambang besar di Indonesia. Namun, Daffa sengaja merahasiakan nya dari semua orang, sehingga yang teman-teman nya tahu, Daffa adalah anak biasa saja yang sama-sama dari kalangan kelas bawah seperti Aldo, Ridho dan Betrand.
Daffa dan teman-teman nya bergegas menuju kantin sekolah, kemudian bertemu dengan Kevin, Jelita dan Lolly.
"Vin, betah-betah ya Lo disini ! apalagi dikelilingi cewek-cewek remaja yang lagi centil-centil nya nih, kaya si Lolly.... dan Jelita.. hahaha..." Daffa meledek Jelita yang kini terlihat akrab dengan laki-laki padahal sebelumnya Jelita tidak pernah mau dekat dengan teman lelaki nya yang lain.
Kevin hanya menatap ke arah Daffa dan melemparkan senyum yang terpaksa.
"Yeee... Daffa sirik aja Lo liat cowok yang lebih ganteng dari Lo!" kata Lolly.
"Hah? apa Lol??... lebih ganteng dari gue? dari gue kelas X sampe sekarang enggak ada yang bisa menandingi ketampanan seorang Daffa Kiran Wiguna" Daffa meleos mencari kursi kosong untuk ia dan antek-anteknya.
Jelita sudah angkat tangan melihat tingkah Daffa yang sangat menyebalkan itu, ia hanya diam dan menikmati es teh yang dipesan nya.
***
Bell tanda waktunya pulang berbunyi, Kevin terlihat mengajak Jelita yang masih sibuk menulis absensi sementara Lolly sudah pergi meninggalkan Jelita karna sudah dijemput pacarnya.
"Gue tunggu di parkiran ya Ta.." Kevin mengakhiri bicara nya, ia langsung pergi keluar kelas, disana hanya tinggal Daffa dan Jelita, Aldo dan Betrand sudah pergi karna akan main futsal bersama.
"Ta... gue saranin Lo gak usah terlalu Deket deh sama Kevin, dia berbahaya buat Lo!" Daffa mendekat ke tempat duduk Jelita.
"Lo kenapa sih sama dia? bener ya kata Lolly, pasti Lo sirik kan sama Kevin, takut tersaingi.. secara dia kan jauh lebih baik daripada Lo!" jawab Jelita ketus.
"Gue? sirik sama Kevin? Astagaaa! Jelita Jelita... " Daffa menepuk dahi sambil tertawa meledek.
"Lo tau darimana dia lebih baik daripada gue? kalo kenyataan nya sebaliknya gimana?" Daffa terus mencecar Jelita.
"Ya mana ada Daffa, dari cover aja udah keliatan Kevin itu anak baik, gak kaya Lo bergajulan gak jelas!" Jelita terus membela Kevin.
"Ta.. gue bilangin ya sebelum Lo menyesal! don't judge book by its cover!"
Daffa beranjak dari tempat duduk Jelita menuju keluar kelas.
Tanpa sadar, Jelita meremas kertas absensi yang dipegang nya.
"Sial !" gumam Jelita dalam hati.