"Jangan dipaksa, karena semua akan percuma."
- Sandyakala Lazuardi
-
---
Sandyakala kembali menatap kearah rumah Arunika, kala motor Vespa putihnya itu melewati rumah tingkat minimalis itu. Entahlah, mengapa ia ingin terus melihat kerumah Arunika.
Motor Vespa Sandyakala berhasil berhenti dengan sempurna dipelataran rumahnya, laki-laki itu turun dari motor dan melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam Mansion.
"Kala, Mami udah bilang sama Papi kamu katanya kamu boleh kesana buat tenangin pikirin, kamu nggak perlu ketemu Luna kalau memang nggak mau." Perkataan sang Mami, membuat Sandyakala menatap kearah wanita yang sudah tidak lagi muda itu yang sedang berdiri disamping telfon rumah.
"Iya Mi, makasih udah izin Sandyakala." Mami tersenyum dan mengangguk.
Langkahnya membawa wanita yang tidak lagi muda itu menuju anak nya yang sedang berdiri diambang pintu dengan plastik dari salah satu minimarket yang berada didepan kompleks.