Goresan 35 ; Keluarga Sandyakala
Arunika masuk kedalam kamarnya, gadis itu menggeser pintu penguhung antara balkon dan kamarnya, ia mengunci pintu itu dan mulai menutup tirai.
Langkahnya membawa ia berjalan menuju meja belajar, Arunika duduk disana dan mulai mengambil notebook kesayangannya dari laci, Arunika juga mengambil pulpen lalu menuliskan kata dibuku notebook kesayangannya itu.
Tuhan memang tidak pernah menjanjikan awan hitam.
Kayanya kata itu deh yang tepat buat gue kali ini, kenapa gue bilang gini? Karena setelah gue kembali dapet pukulan dari Papa, gue dapet perhatian dari Kala, meski cuman sebatas Good night dan tidur dan ngetiknya juga singkat banget. But, its okay.
Kala, Alterio, Alerio, Ardan thanks buat banyak bahan bakar, gue nggak tau sampai kapan gue bertahan.