"Bunda bilang kalau pertemuan antara dua orang itu, bukan kebetulan tapi udah ditulis sama Tuhan. Pertemuan kita adalah satu dari banyaknya hal didunia ini yang gue suka, bahkan bisa deket dan jaga lo dari dekat adalah hal yang paling gue nggak sangka bisa gue dapetin." Arunika menjeda perkataanya, ia menghapus air mata yang dengan lancangnya kembali jatuh.
"Satu hal yang nggak akan pernah gue tau, kalau takdir semua makhluk tetap Tuhan yang menentukan, sejauh apapun gue berusaha membuat lo yakin sama perasaan gue, tapi kalau lo aja nggak suka dan Tuhan nggak bilang iya, gue nggak akan pernah dapetin lo. Bahagia terus Arunika, apapun pilihan lo gue tetep dukung, disini gue bakal terus jadi orang yang jagain lo dari jauh."
Arunika menghapus sisa air mata yang tiba-tiba saja jatuh tanpa ia duga, tanpa ia inginkan. Netra hitamnya menatap kearah langit, helaan nafas terdengar keluar.