Alterio memperhatikan Arunika dari samping, gadis itu menatap kelaur jendela mobil sebelum akhirnya menaruh kepalanya disana dan memejamkan matanya, Alterio yang tidak mau Arunika kesakitan saat bus berjalan menarik kepala gadis itu pelan dan menaruh tepat dibahunya.
"Biar nyaman, sorry kalau gue nganggu lo." Arunika diam, bahkan sama sekali tidak bergumam gadis itu berusaha untuk terus memejamkan matanya meski entah mengapa rasanya sakit dan ingin sekali menangis. Dan ya, ia harus menahannya.
***
Selama perjalanan Arunika lebih memilih memejamkan matanya karena memang ia tidak ingin meihat kesekitar, percuma juga pikirannya malah akan ditarik kearah Sandyakala yang sekarang duduk bersama Anna. Sakit hati? Tidak, cemburu? Juga tidak.
Ia pikir ini hanya perasaan biasa yang tidak seharusnya ia hadirkan karena ya, sejak awal Arunikalah yang memilih bagaimana bisa sekarang ia malah tidak menyukai pilihannya?