Arunika menatap sekolah didepan pagar sekolah yang terbuka sedikit ini. Hingga sebuah kilas balik kembali berputar.
*
Matahari yang memancarkan teriknya sinar, sama sekali tidak menyurutkan mereka bermain basket. Arunika sejak tadi mengamati mereka bermain, matanya tak lepas dari teman-teman kelasnya, juga Sandykala. Laki-laki itu bertambah tampan dengan baju khas anak eskul basket.
Begitu juga Alterio yang bajunya sudah basah karena keringat yang sudah membanjiri pelipisnya.
Tiba-tiba saja Alterio menatap kearahnya, ia melambaikan tangannya dan tersenyum kearah Arunika.
Arunika membalas lambaian laki-laki itu, Sandykala juga menatap kearahnya sebelum akhirnya kembali fokus dengan permainan basket itu.
"Anjir, panas banget." Seru Zidan, tanpa aba-aba membuka bajunya menampilkan perut kotak-kotak laki-laki itu.