Arunika terbangun dengan nafas tersenggal-senggal, kembali menginggat bagaimana mimpin itu kembali masuk kedalam tidur nyenyaknya. Aneh sekali memang, akhir-akhir ini ia lebih sering tertidur dengan cepat dan memimpikan sesuatu yang seharusnya sudah terjadi.
Ia menatap selimut yang membalut tubuhnya, gadis itu turun dari atas sofa dan menatap teman-temannya yang memang sudah ada dihalaman belakang Mansion Denandra. Ternyata disana sudah ada Sandyakala dan teman-temannya yang lain.
Tangannya terulur memijit pelipisnya dan mulai menghela nafas, kala semua mimpinya akhir-akhir ini mulai tidak jelas seperti hidupnya yang entah akan ia bawa kemana. Sebuah tissue terulur membuat gadis itu menatap sosok yang berdiri didepannya. Ternyata Alterio.
"Thanks.." Arunika menerima uluran tissue yang Alterio berikan dan mulai memakai tissue itu untuk menghapus keringat.
"Gue banyak ngerepotin lo deh." Alterio menggeleng.
"Nggak pernah ngerasa direpotin." Arunika tertawa renyah.