Arunika menghela nafas dan mulai menuruni satu persatu anak tangga, rasanya menyesakan kala melihat Sandyakala yang berada disana. Apa laki-laki itu sudah berdiri disana sejak lama? Mendengarkan semua perkataan Arunika atau malah laki-laki itu memang dari awal sudah ingin menemani Anna?
Gadis itu tidak memperhatikan jalanan didepannya, membuat ia hampir saja akan jatuh dari satu persatu anak tangga.
"Mau mati mengenaskan?" Pertanyaan dingin itu, membuat Arunika berbalik dan tentu saja jantungnya berdebar cepat.
"Ngapain disini? Bukannya lo harusnya temenin Anna?" Arunika tertawa pelan, belum mendengarkan jawaban Sandyakala, laki-laki itu sudah terlebih dahulu berjalan meninggalkan Sandyakala.
Langkah kaki menuruni tangga, membuat gadis itu berhenti, pasalnya bukan hanya langkahnya tapi juga dua langkah yang ia yakini adalah Sandyakala.
Arunika berbalik dan menatap datar Sandyakala.
"Mau kemana lo? Ngikutin gue?" Tanya gadis itu dengan wajah yang memerah kesal.