Padahal jelas dia kedinginan. Liat aja gimana sekarang dia meringkuk sambil memeluk erat lutut dan lengannya sendiri, berusaha menahan diri biar nggak menggigil. Tapi kenapa dia malah balikin jaket gue?
"Sssshhhhh.. Cewek..." Bumi melepas lagi jaket itu dari tubuhnya, dan ulurkan kembali ke Langit. "Ini lo pake aja gapapa. Gue nggak dingin kok."
Tapi gadis itu nggak menjawab.
"Langit? Hei... "
Gadis itu tetap diam.
Bumi mencolek lengan gadis itu, dan gadis itu menoleh tiba tiba, sambil berteriak.
"JANGAN BERISIK BISA NGGAK?! GUE NGANTUK TAU!"
Padahal matanya masih merem.
Ya ampun, Bumi ngelus dada. Ternyata ngigo aja galak?
"Gue cuma mau balikin jaket ini, Langit."
"Bantal mana ya?" Langit malah meracau dalam tidurnya. Sambil tangannya meraba raba ke sekitar.
Dan Bumi mendelik saat tangan gadis itu kini menepuk nepuk pahanya.
Ya Tuhan! Apa apaan!
Cuaca padahal begitu dingin, tapi Bumi mulai berkeringat karena tangan Langit sekarang berhenti menepuk dan malah mengusap, dengan lembut... sangat lembut, sampai hampir mengenai... (ah, tebak sendiri deh).
Celana Bumi mulai terasa sesak dan tanpa bisa dicegah, otaknya memikirkan hal hal yang tidak boleh dia bayangkan. Tapi syukurlah, tangan gadis itu berhenti sebelum betul betul menyentuh "itu". Dan sambil bergumam, "Ini ya," gadis itu dengan lancang menggelosor dan meletakkan kepalanya dengan nyaman di paha Bumi.
Selama sedetik penuh, otak Bumi blank. Dan berikutnya, jantungnya berdegup degup kencang. Seorang gadis kini tertidur di pangkuannya. Dengan begitu pulas. Tanpa gadis itu sendiri sadar. Apa yang harus dia lakukan? Apa sebaiknya dia bangunkan? Atau biarkan saja?
Ogah diomelin dan dituduh macam macam saat Langit bangun nanti, Bumi pun mengambil pilihan pertama.
"Langit," dia guncang lengan gadis itu pelan, berusaha membangunkannya. "Langit, bangun. Jangan tidur kaya gini."
"Uggggghhhh," gadis itu malah melenguh dan mengoceh, "Guling mana guling???" Sambil menarik tangan Bumi dan dia peluk di dadanya.
Di dadanya!
Pikiran Bumi berhenti bekerja 100 persen sekarang. Telapak tangannya sekarang berada tepat di atas payudara Langit. Dan posisi tangan Langit yang memeluknya, membuatnya bukan cuma menyentuh, tapi juga menekan lembut gundukan kenyal yang membusung itu. Kalo dia laki laki kurang ajar, pasti sudah digerakkannya tangannya untuk mengusap dan meremas gundukan itu, menikmatinya, mungkin menyelusupkan tangannya ke balik kaos ketat yang dikenakan gadis itu.... merasakan kehalusan kulit mulusnya... menyentuh puncaknya...
Tapi dengan lembut Bumi malah bilang, "Ini bukan guling, Langit, ini tangan gue, dan tangan gue nggak boleh berada disitu."
Lalu dengan sangat perlahan, tanpa membangunkan Langit, Bumi melepaskan tangannya dari pelukan Langit. Kemudian dia bentangkan jaketnya hingga menutupi separuh tubuh gadis itu. Kemudian dia memejamkan matanya, berusaha terlelap dan melupakan semua yang terjadi barusan.
-----------------------------------------------------------------------------------
Makasih buat semua yang udah baca :)
Jangan lupa baca bab berikutnya yaa...sy usahain update tiap hari.
Jangan lupa juga follow, vote dan tinggalin koment...
Dan buat temen2 yang punya cerita, silakan promosi cerita kalian di kolom komentar dengan masukin : nama penulis, genre, judul, deskripsi, dan link.