Tanpa mereka sadari waktu terus berjalan, Ny Maya mengajak untuk makan bersama. Suasana hati Ny Maya dan Tuan Darma lagi baik, pancaran senyuman di wajahnya menandakan kalau mereka berdua lagi bahagia.
Pembicaraan Rei dan kedua orang tua Alina sudah cukup jauh meskipun Alina sama sekali tidak menegur sapa dirinya. Rei memaklumi sikap Alina, ia tak dak begitu mempermasalahkannya. Rei kemudian berniat untuk pamitan karena hari sudah semakin sore.
"Kalau begitu Rei pamit dulu Bapak dan ibu!" Karena hari semakin sore, takutnya Rei kemalaman nanti dijalan".Ucap Rei.
"Baiklah nak Rei!"Jangan lupa sampaikan salam Bapak sama ibu kalau nanti malam kami sekeluarga akan kesana bersilaturrahmi".Ucap Tuan Abraham.
"Hati-hati ya nak!"Pesan Ny Maya.
"Baik Bu!"Kalau begitu saya permisi dulu".Rei beranjak dari tempat duduknya, ketika mau melewati Alina Rei berhenti sejenak. Rei menatap Alina, ia ingin pamitan"Alina saya permisi dulu!"Ucap Rei.
Alina hanya menganggukkan kepalanya, suaranya hanya sebatas"Hem".Alina kemudian menatap wajah kedua orang tuanya itu.
Sedangkan ibu Alina memberikan kode kepada anaknya untuk mengantar Rei sampai ke depan pintu. Alina sebenarnya merasa risih sama sikap ibunya itu, namun karena tidak mau membuat kedua orang tuanya kecewa Alina mengangguk.
Sedangkan Rei yang sudah mau sampai di depan pintu berjalan sendirian, Alina kemudian menyusul Rei keluar.
Ketika mau sampai ke dalam mobilnya, Rei mendengar langkah kaki, ia membalikkan badannya. Rei melihat Alina yang sedang berdiri tepat di pintu rumahnya, Rei terkejut"Ada apa Alina?"Tanya Rei.
"Oh..tidak apa-apa, aku hanya disuruh sama ibu untuk mengantar kamu sampai depan".Jawab Alina dengan polos.
Rei tersenyum meskipun hatinya terasa sakit"Kamu tidak usah repot-repot aku bisa sendiri!"Kalau begitu aku permisi dulu".Alina hanya mengangguk, Rei kemudian membalikan badannya ia membuka pintu mobilnya lalu masuk.
Ketika menghidupkan mobil, Rei membuka kaca depan mobilnya ia menganggukkan kepalanya kepada Alina, Rei kemudian menjalankan mobilnya .
Alina yang masih berdiri di pintu depan merasa bimbang, karena nanti malam kedua orang tuanya mau ke rumah Rei.
Tiba-tiba Alina teringat sama Danendra, ia ingin pergi berziarah ke kubur almarhum calon suaminya itu, ia kemudian masuk ke dalam untuk berganti pakaian.
>>Kamar Alina<<
Alina masuk ke dalam kamarnya, ia mencari baju yang sesuai untuknya. Alina membongkar lemari pakaiannya ia mencari baju yang dulu pernah diberikan sama Danendra.
Tetapi Alina tidak menemukannya, ia membongkar lemari yang satunya lagi semua lantai Alina berantakan sama pakaian yang berserakan, Alina terus saja membongkar semuanya.
Dan pada akhirnya Alina menemukan baju yang tertulis namanya dan nama Danendra. Ia dengan segera membuka pakaiannya dan menggantinya, Alina melihat ke kaca, ia bercermin lumayan lama.
Alina memang sulit untuk melupakan Danendra, meskipun dia sudah berusaha tetap saja wajah Danendra terbayang di hadapannya.
Ingatannya selalu tertuju kepada Danendra, tiba-tiba Alina berhalusinasi ia seperti melihat wajah Danendra berdiri di dekatnya, Alina terkejut melihat sosok Danendra yang sedang tersenyum ke arahnya"Kamu sangat cantik Alina!"Aku sangat merindukanmu".Bisik Danendra.
Alina tersentuh mendengar suara itu"Kak Danendra, kamu benar-benar ada!"Aku juga merindukanmu kak".Balas Alina.
Dari luar Ny Maya melihat anaknya lagi ngomong sendirian, Ny Maya bersembunyi di balik tembok kamar Alina"Kenapa Alina ngomong sama cermin!"Batin Ny Maya.