Ny Maya dan Tuan Darma masih duduk di ruang tamu, ia mencicipi cemilan yang ada di toples berbentuk bulat miliknya"Bu bagaimana kalau nak Rei menolak permintaan kita yang tadi itu?".Tanya Tuan Darma kepada istri tercintanya.
Melihat ekspresi suaminya yang sangat sedih, Ny Maya memberikan senyuman tulus untuk menghibur suaminya itu, ia mengelus punggung tangan suaminya"Sabar pak, sesungguhnya Allah maha baik, apapun keputusan nak Rei itu adalah yang terbaik dari Allah!"Bapak jangan cas seperti itu, tenangkan pikiran Bapak". Mendengar penjelasan suaminya Tuan Darma merasa sedikit lega.
Ia menghelai nafas panjang, iapun memegang erat tangan istrinya itu"Baik Bu, semoga Allah memberikan jalan keluar yang lebih baik".Ucap Tuan Darma. Merekapun mengobrol santai sambil menikmati suasana waktu itu.
Alina yang malang masih terdiam seperti patung, ia yang sedari tadi tidak pernah makan apa-apa, tiba-tiba Alina mendengar bisikan di telinganya"Alina kamu harus bangkit, kamu harus kuat, sesungguhnya Allah sangat membenci hambanya yang mendzolimi dirinya sendiri!"Ayo Alina bangkit".Alina tersadar ketika mendengar suara bisikan itu.
Ia kemudian bangun, ia berjalan menuju cermin yang tertempel didinding temboknya. ia memandangi wajahnya yang kelihatan sangat kusut, rambut acak-acakan tidak pernah di rawat. Mata yang bengkak karena capek menangis, badan yang kurus karena kurangnya asupan makanan.
Alina meraba kaca itu sambil melihat dirinya yang kelihatan berbeda dari sebelumnya, Alina kemudian sadar, ia memotivasi dirinya untuk bangkit lagi, ia tidak mau terus-terusan menyiksa dirinya hanya karena kehilangan seseorang yang ia cintai.
Alina kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Ia kemudian berdandan dengan rapi, ia kelihatan sangat berbeda. Ia tersenyum sambil melihat ke arah kaca, suasana yang berbeda.
Ia memakai baju berwarna putih tulang, di depan cermin Alina terus saja menyaksikan betapa jauh perbedaan dirinya yang sekarang. Ketika selesai berdandan Alina kemudian beranjak menuju pintu kamarnya.Perlahan Alina memegang kunci pintunya, dengan pelan ia membuka pintu.
Kemudian Alina melangkahkan kakinya keluar dengan sangat pelan, ia menuju ruang tamu dimana tempat kedua orang tuanya duduk santai.
Ia kemudian berdiri tepat ditengah lorong pintu, Tuan Darma terkejut melihat apa yang ia saksikan. Ia belum percaya kalau itu putrinya, tuan Darma memukul kedua pipinya dengan tangannya "Aduh...".Apakah aku ini bermimpi".Batin Tuan Darma.
Ny Maya merasa bingung melihat aksi suaminya itu, ia menyipitkan kedua alisnya sambil memainkan matanya.Tuan Darma menunjuk ke arah Alina, tetapi Ny Maya belum saja peka dengan apa yang suaminya tunjukkan.
"Bapak kenapa?".Apakah Bapak melihat hantu?".Kenapa Bapak tiba-tiba bersikap seperti orang ketakutan?".Tanya Ny Maya.
Tuan Darma terus menepuk punggung istrinya, ia menunjuk ke arah Alina. Karena merasa penasaran Ny Maya berbalik ke arah pintu lorong tamu, kedua bola matanya melotot seperti mau jatuh keluar, mulutnya terbuka lebar melihat apa yang ia saksikan.
"ha....".Apakah itu be...benar A...Alina ku".Ucap Ny Maya. Ia kemudian menepuk kedua pipinya untuk membuktikan kalau dirinya tidak sedang bermimpi.
"Bapak ini benar-benar kejutan".Ucap Ny Maya dengan sangat gembira.
Alina tersenyum manis kearah kedua orang tuanya itu, ia terus saja menatap kebahgaiaan kedua orang tuanya.Ny Maya kemudian menarik tangan suaminya".Ayok pa".Alina ku sayang,!'.Ya tuhan mimpi apa aku semalam, keajaiban apa yang telah engkau berikan kepada putriku ini.".Ny Maya dan tuan Darma bersujud syukur melihat putrinya yang sudah sadar.