Rei dan kedua orang tua Alina mengobrol panjang diruang tamu, sedangkan Alina hanya terdiam fokus di dalam kamarnya, kematian Danendra membuat dirinya menjadi kehilangan kewarasannya, ia hanya bisa menangis dan terus menangis.
Rei masih penasaran sama kabar Alina, tiba-tiba Rei memberanikan diri untuk menanyakan kabar Alina yang sekarang"Maaf sebelumnya Bu!'Bagaimana kabar Alina?".Apakah Alina masih tidak mau keluar?".Tanya Rei.
Kedua orang tua Alina menghelai napas panjang, ia sangat terpukul dengan kondisi putrinya, Ny Maya menatap Rei dengan raut wajah amat sedih".Itu dia nak!'Ibu sama Bapak sudah berusaha untuk membujuk Alina untuk keluar makan bersama seperti biasanya, tapi dia tidak pernah mau!'.Ia hanya makan seadanya saja dan sekarang kondisi Alina sangat buruk, tubuhnya sangat kurus. Ia tidak pernah mau berbicara sama ibu dan Bapak, Itu yang membuat Ibu sama Bapak khawatir".Oya boleh ibu minta tolong sama nak Rei?".Tanya Ny Maya.
Rei sangat kahwatir mendengar kisah Alina".Boleh Bu!'Silahkan, jangan sungkan-sungkan sama saya Bu, apapun yang ibu butuhkan beri tahu Rei, insyaallah Rei akan siap membantu selama Rei bisa".Jawab Rei.
"Begini nak, ibu sama bapak membutuhkan bantuan nak Rei!'.Tahun lalu ibu pernah meminta nak Rei untuk menikahi Alina,apakah nak Rei masih ingat?".Tanya Ny Maya.
Wajah Rei berubah menjadi rumit, setelah mendengar pertanyaan Ny maya, Rei pikir Ny Maya sudah lupa dengan permintaannya tahun lalu, Rei terdiam seperti orang kesambet.
"Nak Rei!'Kenapa nak Rei bengong?".Tanya Ny Maya.
Spontan Rei menatap Ny Maya dan tersenyum".Oh ya Bu, maaf Rei hanya kepikiran saja tadi itu!'.Rei masih ingat Bu, emangnya kenapa?".Tanya Rei.
Ny Maya menatap wajah suaminya sambil tersenyum, lalu Ny Maya menghadap ke arah Rei" Begini nak, Ibu sama Bapak sudah memikirkannya matang-matang mengenai permintaan ibu tahun lalu dan sekarang ibu mau meminta nak Rei untuk yang kedua kalinya dengan permintaan yang sama!'.Bagaimana nak?'.Apakah nak Rei setuju?".Tanya Ny Maya.
Rei semakin bingung, ia tidak bisa memberikan keputusan mendadak, ia harus berunding dulu sama kedua orang tuanya, karena biar bagaimanapun Rei tetap membutuhkan restu dari kedua orang tuanya. Ekspresi Rei berubah menjadi rumit, di satu sisi ia memang sangat mencintai Alina ia ingin hidup bersama Alina dan disisi lain bagaiman Rei bisa menjalani hidup dengan seseorang yang tidak pernah memberikan cinta untuknya.
Rei bengong sendiri, Ny Maya melihat Rei yang sedari tadi hanya terdiam tanpa memberikan ka jawaban apapun, tuan Darma juga merasa khawatir jika Rei sampai menolak permintaannya.
Tuan Darma kemudian menatap wajah Rei dengan suasana santai, ekspresi tuan Darma sama sekali tidak memberi tekanan apapun ia juga tidak mau membebani Rei jika memang tidak menyetujuinya.
"Nak Rei kenapa diam saja?"Bapak sama ibu mengerti mungkin ini sangat mendadak, tapi Bapak sama ibu juga tidak memaksa nak Rei apapun keputusan nak Rei kami akan menerima dengan lapang dada".Ucap Tuan Darma.
"Rei merasa sangat senang karena Bapak dan Ibu masih mengharapkan Rei untuk bisa mendampingi Alina!".Sebelumnya Rei minta maaf karena Rei belum bisa memberikan keputusan sekarang, karena Rei harus berunding dulu sama kedua orang tua Rei, biar gimanapun beliau harus ikut serta dalam hal ini".Ucap Rei dengan bijaksana.
Kedua orang tua Alina tersenyum"Ya nak tidak apa-apa!"Bapak sama ibu tetap menghormati keputusan nak Rei".Ucap Ny Maya.
Waktu pun berjalan begitu cepat, hari sudah semakin siang sudah waktunya Rei untuk pamitan"Kalau begitu Rei pamit dulu ya Ibu dan Bapak!'.Karena Rei ada urusan yang harus diselesaikan".Ny Maya dan tuan Darma mengangguk"Baik nak hati-hati ya!'Salam sama Mama dan Papa dirumah".Kemudian Rei bangun dari tempat duduknya, ia mencium punggung kedua orang tua Alina.