"Bangga banget ya?"
Aku tahu kalau itu sindiran yang entah ke berapa kalinya. Namun mereka salah, loh. Siapa bilang aku bangga? Yang ada diriku malah ingin segera pulang saja. Mentang-mentang hari pertama di kelas dua belas istirahat singkat dan waktu pelajaran sangat lama.
Hingga mau mampus saja rasanya.
"Dih, nggak jawab wkwk. Ngerasa paling tinggi ya? Dipuji sedikit sama para guru melambung tinggi ya lo? Wah, keren bangetttt. Nanti kalau dijatuhkan jangan nangis," sindirnya lagi.
Dan mereka (tiga cewek gila itu) tertawa terbahak-bahak. Andai saja ada Rahmad yang visualnya cukup sempurna maka para orang-orang yang katanya pandai dalam hak akademik rupanya bodoh dalam bersosialisasi dan hanya mementingkan rasa iri.
Aku diam, diam dan terus diam.
Membiarkan mulut mereka berbusa lantaran jujur saja sama sekali diriku nggak peduli! Huft, beruntung Rahmad hanya main sebentar saja ke kelas MIPA 3. Aku ingin ikut dengannya, namun ada resume yang belum selesai.
