Sindi menatap Bella cukup lama lantas kemudian gadis itu mendengus. Padahal dia sudah bersusah payah untuk menjauh dari gadis itu namun endingnya begini juga. Ia diharuskan mengantar lah, menjemput atau yang lainnya.
Seakan-akan memang semua sedang berusaha mempersatukan hubungan mereka lagi. Bukan Sindi tak suka, hanya saja dia masih merasa kesal pada dirinya sendiri. Meski bukan sebagai korban akan tetapi tak bisa melindungi adik sendiri kan jelas-jelas termasuk dalam hal bodoh. Sejujurnya Sindi bahkan berencana keluar dari sekolah.
"Itu tak akan bisa, adek sudah kelas dua belas. Maaf karena kakek nggak bisa ngasih keamanan yang ketat, setelah ini untuk masuk sana akan lebih diseleksi. Jadi, Dek, bisa kan bantu mama kali ini?"
"Jangan keluar ya? Mama bukan nggak sanggup ngomong ke papa, bukan pula kita kekurangan biayanya tapi cukup bertahan lima bulan lagi. Maka dari itu usahakan tetap bersikap baik-baik saja."