Chapter 3 - Bab 3

-Pertemuan (2)-

Medi menunggu dengan sedikit gelisah.

'Apakah negosiasiku nanti akan diterima, bukankah Duke Carlos terkenal dengan sifat yang kejam, bagaimana kalau nanti saya dipenggal' gelisahnya dalam hati.

Suara langkah kaki terdengar dan pintu pun terbuka, menampilkan sesosok pria tampan dan gagah.

Sedetik sesaat pria itu masuk, Medi terpana dengan perawakannya namun sesaat kemudian dia menyadarkan dirinya kembali.

"Ada masalah apa hingga anda datang ke kediaman saya" ucap Duke to the point.

"Perkenalkan, saya putri Medi, kedatangan saya kesini untuk mengembalikan sapu tangan Tuan Duke yang terjatuh di taman pada saat pesta ulang tahun putra mahkota" jawab Medi dengan gugup.

"Mengapa anda dengan susah datang ke sini hanya untuk mengembalikan sapu tangan, saya memiliki banyak sapu tangan dan anda tidak perlu mengkhawatirkan saya akan bersedih hanya karena kehilangan satu sapu tangan"

Medi tersenyum canggung, dia tidak memikirkannya dengan benar, seharusnya dia memikirkan alasan yang lebih bagus untuk datang kesini.

Medi memutuskan untuk membicarakan maksud dan tujuan sebenarnya dengan datang ke kediaman Duke.

Saat akan berbicara, Medi terdiam dan menarik nafas, memberanikan diri untuk berbicara di depan Duke.

"Sebenarnya saya memiliki tujuan lain selain mengembalikan sapu tangan ini" ucap Medi.

"Lanjutkan"

"Saya ingin mengajukan pernikahan kontrak kepada Tuan Duke"

Seketika ruangan itu terasa pengap dan tidak ada suara di dalamnya, tiba tiba suara Duke tertawa terdengar di telinga Medi.

Wajahnya Medi memerah memikirkan bahwa mungkin permintaannya terdengar konyol di hadapan seorang Duke.

"Apa alasanmu dan apa yang dapat anda tawarkan dengan pernikahan kontrak ini" ucap Duke serius setalah tawanya.

"Saya ingin hidup dengan nyaman"

"Tetapi anda seorang putri-"

"Apakah seorang putri adalah memilki jaminan hidup nyaman" jawab Medi cepat.

Duke terdiam dengan jawabannya.

"Lagipula dengan pernikahan kontrak ini, Tuan Duke tidak akan dengan susah mencari seorang istri dan saya dapat membantu mengurangi rumor yang buruk tentang Tuan Duke"

"Saya tidak terlalu peduli dengan rumor buruk" jawabannya membuat wajah Medi sedikit memucat dan Medi merasa kehilangan harapan saat mendengar jawabannya itu.

"Lalu apakah dengan pernikahan kontrak, kita akan tetap melaksanakan kewajiban sepasang suami istri" Tanya Duke dengan senyum di wajahnya.

"hah..." Medi kaget dengan pertanyaan Duke.

Seketika wajah Medi memerah seperti kepiting rebus, di kehidupan sebelumnya, dia hanyalah seorang pelajar berumur 17 tahun.

Tidak pernah terpikirkan bahwa sekarang, pria di depannya menanyakan hal cabul pada anak yang masih 17 tahun, walaupun sekarang usianya bukan 17 tahun lagi, tapi pemikirannya masih seperti anak 17 tahun.

Medi yang di kehidupan sebelumnya bernama Arsya. Arsya dulunya hanya pernah membaca novel dewasa dan tidak melakukan hubungan seks.

Jadi wajar saja jika dia kaget saat pria di depannya ini bertanya terkait hal itu.

"Bukankah kita akan menjadi sepasang suami istri, bukankah itu hal yang wajar untuk kita berdua" ucap Duke lagi.

Wajah Medi masih tetap memerah mendengar ucapan Duke dan hanya bisa menjawab pasrah dengan anggukan.

"Baiklah, saya akan menyetujuinya, maka kembalilah dan tunggu sampai saya datang ke kediaman anda"

Melihat hari yang sudah hampir sore, Duke bertanya

"Apakah anda membawa seorang pengawal bersamamu" tanyanya.

Medi menjawab dengan menggelengkan kepala.

Duke Carlos menghela napas, memanggil ajudannya dan menyuruh mengantarkan Medi kembali ke kediamannya dengan selamat.

Sebelum Dein benar-benar mengantar Medi kembali.

Duke berpesan untuk sekalian mencari informasi tentang putri Medi.

Dein mengantarkannya sembari mencari informasi yang bisa dia dapatkan selagi masih ada di dekat kediaman Medi.

Malam telah datang, Duke Carlos masih berada dalam ruangan kerjanya, menunggu kedatangan ajudannya dengan informasi.

Setangah jam dia masih menunggu hingga akhirnya Dein muncul dan memberikan hormat kepada Duke.

"Informasi apa yang kamu dapatkan"

"Seorang Putri Medi, adalah saudara dari putra mahkota, beberapa tahun telah terasingkan dari para anggota keluarga yang lain dan telah hidup sendirian, dia juga memiliki beberapa pelayan, koki, dan tukang kebun, dia juga memiliki kesehariannya berdiam diri di kediamannya, karena kediamannya kekurangan pelayan, terkadang putri Medi juga membantu pekerjaan pelayannya. Setidaknya segitu informasi yang saya dapatkan" jelas Dein