"Jadi ini hanya karena perusahaan? Masa depan apa pa? Rian masih sekolah, dia belum tahu mau jadi apa nantinya. Sedangkan Dafa dia udah kuliah pa. Dia kuliah di kedokteran. Masa depannya lebih jelas, kalau papa mau tahu."
Papa Dea dan mama Dea saling berpandangan.
"Orang tua kamu kerja apa?"
"Papa saya dokter, mama saya hanya di rumah."
Lagi-lagi papa Dea dan mamanya saling berpandangan.
"Udah Daf, jangan bilang begitu. Aku gak mau mama sama papaku cuma mandang apa yang kamu dan orang tua kamu punya." Dea berdiri dan mengajak Dafa untuk keluar.
"Dea, tunggu." Dafa menjadi tak enak. Dia menunduk untuk memberikan penghormatan sebelum pergi bersama dengan Dea.
"Dea, kamu gak boleh gini. Gimana pun juga mereka orang tua kamu."
"Mereka bukan orang tua kandungku Daf. Mereka gak berhak atas hidupku sekalipun mereka orang tua kandungku."
"Terus gimana sama kita?"
"Aku gak tahu. Kita pergi aja dulu. Kita pikirin nanti."
Akhirnya Dafa dan Dea pergi dari rumah itu saat itu juga.