"Kamu tahu kan mala mini aku harus pergi," kata Dafa mengawali pembicaraan mereka.
"Iya tahu. Terus?" Dea benar-benar tak sabar menanti apa yang akan diucapkan oleh Dafa selanjutnya.
"Aku gak bakalan tenang kalau belum membicarakan masalah ini."
"Apa sih Daf?" Dea menjadi lebih tak sabar karena Dafa yang terus bertele-tele.
"Jujur aku masih punya perasaan buat kamu De—"
Senyum Dea mengembang di wajahnya.
"Aku—"
"Tapi kayaknya kita gak bisa balikan dulu," lanjut Dafa membuat senyum di wajah Dea langsung memudar dan hilang.
"Kenapa?" tanya Dea.
"Kayaknya kita mesti focus sama kehidupan kita masing-masing dulu. Tapi setelah aku kembali ke Indonesia, aku ingin langsung melamarmu."
Dea kehilangan kata-katanya. Sebenarnya Dafa berbicara omong kosong apa? Kenapa dia tiba-tiba membahas soal melamar padahal mereka masih sangat muda?