"Vio, kalau sepuluh menit aku atau Dea belum balik, kamu bawa guru ke gudang penyimpanan ya."
"Kenapa?" tanya Viona.
"Udah turutin aja. Gak usah banyak nanya." Dafa kemudian segera keluar dari kelas itu dan bergegas untuk menuju gudang penyimpanan. Firasatnya sudah mengatakan hal buruk pasti terjadi pada gadis itu.
Apalagi saat dia melihat dari kejauhan ada dua orang murid yang menjaga pintu di depan. Sudah pasti Dea sedang ada di dalam sana. Dafa mempercepat langkahnya dengan berlari agar cepat sampai ke sana. Dan benar saja, dilihatnya Dea sedang dibully di sana.
"Kak Dafa?" panggil Viona saat dia masuk bersama pak Joko guru olahraga.
"Kalian ngapain?" tanya pak Joko.
"Dea dikerjain anak-anak pak," jawab Dafa.
"Dea? Kamu gak aapa-apa?"
Dea mengangguk. Meskipun terlihat sekali jika saat ini dia masih sangat trauma.
"Kamu dan Dafa ikut saya ke kantor BK ya. Kamu certain semuanya," kata pak Joko.
"Iya pak." Dea dan Dafa berdiri. Kemudian mereka semua menuju ke ruang BK.