Sinta menggeleng panik.
"Bukan ma," sahutnya lirih.
"Hah? Iya kok, kemarin kamu cerita begitu."
Sinta menggeleng panik lagi, membuat mamanya bingung tak mengerti.
Sementara Viona sampai tidak kuat untuk menahan tawanya.
"Oh, nenek-nenek…" katanya menegaskan kata tersebut.
Sedangkan Dafa dan Morvin yang tak tahu apa-apa hanya memandang ke arah Celline dan Sinta bergantian. Sebenarnya ada apa ini? Kenapa atmosfirnya sangat aneh? Pikir keduanya. Apalagi saat ini Viona sedang cekikikan seorang diri.
"Vio, ngapain sih kamu ketawa mulu?" tanya Dafa yang berdiri di dekat Viona.
"Lucu kak," jawab Viona masih dengan tawa yang mengekor.
"Apanya yang lucu? Perasaan gak ada yang lucu?" Dafa makin bingung dibuatnya.
"Entar kak Dafa juga tahu kok."
"Ayo kita langsung ke meja makan, keburu dingin makananya. Mamanya Dafa udah masak banyak," kata Morvin kemudian memandu Sinta dan mamanya ke ruangan makan.
