Dea justru tersenyum sinis.
"Bukan karena takut aku denger apa yang mau kalian omongin?"
"Bukan De."
"Ya udah angkat," tantang Dea.
Dafa berpikir lama. Apakah jika dia mengangkat panggilan dari Sinta di depan Dea itu akan jadi pilihan yang tepat?
"Kenapa? Gak berani kan? Berarti kalian emang ad apa-apanya?" kata Dea yang semakin mengintimidasi Dafa.
Setelah berpikir lama, akhirnya Dafa mengangkat panggilan dari Sinta. Sebab Dea yang terus mendesaknya, membuat Dafa tak punya pilihan lain.
"Halo, kenapa lagi?" tanya Dafa begitu dia mengangkat panggilan itu.
Dea langsung mendelik ke arah Dafa.
"Lagi?? berarti sebelumnya Sinta sudah menelepon Dafa?" batin Dea.
Karena kesal dan merasa telah ditipu Dafa, dia pergi begitu saja saat Dafa sedang berbicara dengan Sinta di telepon.
"Jemput aku di kampus Daf," pinta Sinta di telepon.
Sementara itu Dafa sudah melihat kepergian Dea. Dia menjadi bingung sekarang.