"Yumna," panggil Daniel lirih. Dia kemudian duduk di tepi tempat tidur Yumna.
"Papa minta maaf kalau papa marahin kamu terlalu keras. Tapi papa ngelakuin ini juga demi kamu Yumna. Papa gak mau kamu salah jalan. Papa mau kamu jadi orang yang baik."
"Baik seperti Vania kan?" sahut Yumna dari balik selimut.
"Papa akui memang Vania anak yang baik. Dia bahkan jarang membuat masalah. Jadi apa salah kalau papa mau kamu juga menjadi anak yang seperti itu? Yumna kamu ingat kan, waktu umur kamu dan Vania lima tahun. Vania dorong teman kalian. Waktu itu papa juga marahin Vania. Karena apa? Karena itu perbuatan yang buruk. Kalau papa diemin aja anak papa berbuat semaunya, itu tandanya papa gak sayang sama kalian. Papa gak akan peduli mau kalian jadi penjahat sekalipun. Apa itu mau kamu?"
Yumna diam saja di balik selimutnya. Dia merasa buruk setelah mengatakan hal tadi.
