"Kamu sabar ya, kamu anak mama yang cantik. Pasti banyak yang bakalan suka sama kamu nanti. Jadi kamu mesti sabar sebentar Vio. Kamu harus fokus sama ujian kamu."
"Iya ma." Akhirnya Viona pasrah. Dia sudah kehilangan harapan untuk bisa menjadi pacar dari Andra yang menurutnya laki-laki sempurna.
Sementara itu Morvin membawa Andra sampai di lobby rumah sakit. Kemudian dia menyuruh Andra untuk duduk.
"Duduklah. Maaf ya, saya bawa kamu sejauh ini," kata Morvin yang tersenyum ramah pada Andra.
"Iya. gak apa-apa kok om," sahut Andra yang kemudian ikut duduk di sebelah Morvin.
"Jadi kamu beneran cuma bertemen sama anak saya?" tanya Morvin setelah mereka berdua duduk.
"Iya om. Saya menganggap Viona seperti adik saya sendiri," jawab Andra jujur.
Morvin menatap laki-laki muda yang duduk di sebelahnya tersebut.
"Kamu yakin?"
"Iya om."
"Kamu tahu kan Viona masih SMP?"
Andra sempat memandang Morvin begitu lama, kemudian dia mengangguk.
"Iya tahu om," jawab Andra lagi.
