Aaron mengusap air mata Bianca dengan lembut. Ia menangkup kedua sisi wajahnya, dan memandang wajah itu begitu lekat.
Mungkin sudah ada seminggu mereka tidak bertegur sapa. Berpura-pura untuk tidak mengenal satu sama lain itu lebih menyakitkan, daripada benar-benar berpisah karena suatu masalah.
"Aku ingin terus bertemu kamu," ucap Aaron . Ia mengelus pipi Bianca dengan jempolnya.
"Tapi aku gak mau kalau kamu dipindahin ke luar negeri Aaron ," lirih Bianca memohon. "Hanya membayangkannya saja aku gak bisa." Bianca menatap kedua mata bening itu bergantian.
Perasaan rindunya yang kemarin ia pendam kini membuncah. Bianca tak bisa membendungnya lagi.
Ia memeluk Aaron dengan erat. Merasakan tubuhnya yang begitu hangat.
Jika mau jujur, sebenarnya Bianca juga tidak ingin seperti ini. Namun semua pilihan ada di tangannya.
"Kamu harus kembali sekarang, jangan buat ayah kamu curiga." Bianca melepaskan pelukannya tiba-tiba dan mendorong pelan tubuh Aaron menjauhinya.