Ponsel Morvin bergetar dan nama Veronika tertera di layar gawainya. Tepat saat itu Celline berjalan ke arahnya.
Morvin menjadi panik, kenapa juga Veronika meneleponnya di saat seperti ini. Padahal sudah jelas-jelas Morvin menunjukkan kemarahannya pada wanita itu tadi saat di rumah sakit.
Morvin mengeluarkan ponselnya dan langsung menonaktifkan barang tersebut. Tak lama Celline sudah sampai dan duduk di sebelahnya.
Dia memberikan teh hangat itu pada suaminya tersebut.
"Makasih ya," ucap Morvin sambil menerima teh tersebut.
Kemudian Morvin menyesap teh hangat tersebut. Dan hal itu berhasil membuat pikirannya menjadi sedikit lebih rileks.
"Gimana tadi pemeriksaanya? Semua baik-baik aja kan?" tanya Morvin.
"Iya. Semuanya baik-baik aja kok. Gak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Syukurlah kalau begitu. Aku seneng dengernya."
"Tadi–" Celline tak melanjutkan kalimatnya. Membuat Morvin menoleh penasaran.
"Tadi kenapa? Apa terjadi sesuatu?"
