Chapter 9
Langit yang berwarna abu-abu yang terlihat suram mencerminkan hati ku saat ini. Di depan anggota kerajaan Mancriack dan bangsawan van Astrea aku berdiri di depan mereka, menunjukkan wujud asliku.
jantung Noctis Visconti sekarang berdetak seperti yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Kecepatannya, rasa sakit yang ditimbulkannya hanya ilusi. Suara ketukannya semakin keras tanpa henti. Jika seseorang tidak mendengarkan dengan seksama, hanya ada hiruk-pikuk suara, tetapi di antara hiruk pikuk itu ada suara tertentu yang terdengar lebih keras.
Berbaris di bawah udara terbuka, jalan utama menimbulkan perasaan sibuk seperti biasa. Gelombang orang surut masuk dan keluar dengan kekuatan besar tidak kalah dengan terakhir kali dia melihatnya. Berbagai macam ras tercampur, gaya rambut semua eksentrik, penampilan dipenuhi dengan warna-warna cerah.
Di dunia saya sebelumnya, saya terlihat cukup rata-rata dan bisa berbaur dengan kerumunan,tetapi di sini sepertinya tidak di kenal dengan tata krama.
Telinga mereka saat ini sedang kesakitan karena hanya mendengar suara detak jantungku yang berdegup dengan saat kencang.
"Ini benar-benar tidak bagus."
Merasakan tekstur tanah yang keras di wajahnya, Chisaki menyadari bahwa dia—
telah jatuh tertelungkup di tanah. Dia tidak bisa bergerak, bahkan ketika dia mencoba, dan
dia sudah tidak bisa merasakan jari-jarinya. Apa yang dia rasakan adalah panas tertentu, dan itu—
membanjiri seluruh tubuhnya.
"Ini panas, panas, panas, panas, panas, panas, panas!"
Dia batuk dan memuntahkan darah yang dia rasakan naik di tenggorokannya — sumbernya
dari hidupnya yang memudar. Begitu banyak yang keluar hingga berbusa di ujung mulutnya.
Dengan penglihatannya yang kabur, dia bisa melihat tanah di depannya ternoda merah.
"—Kau... pasti bercanda... Semua ini milikku"
Merasa seolah-olah semua darah di tubuhnya telah tumpah darinya, dia
meraih tangan yang gemetar untuk mencoba menemukan sumber panas yang membakar
melalui tubuhnya. Saat ujung jarinya mencapai luka besar di dadanya,lebih tepatnya di jantung dia
dipahami.
Tidak heran rasanya begitu panas. Otaknya pasti salah mengira rasa sakit sebagai panas.
Luka bersih yang menembus tubuhnya begitu dalam hingga hampir mengirisnya
setengah. Hanya sedikit kulit yang masih menahannya.
Dengan kata lain, dia telah mengalami skakmat dalam permainan caturnya
kehidupan. Begitu dia menyadari itu, kesadarannya segera mulai turun
jauh darinya.
Di depan matanya, dia melihat sepatu bot hitam turun, membuat riak merah
genangan darah segarnya.
Seseorang ada di sana, dan seseorang itu...mungkin adalah orang yang membunuh
dia.
Tapi dia bahkan tidak berpikir untuk melihat wajah orang itu. Itu tidak masalah
lagi.
Satu hal yang dia harap adalah bahwa dia, setidaknya, akan aman.
"baru?"
Dia merasa seolah-olah dia mendengar suara yang berdering seperti lonceng. Bahwa dia mendengar suara itu,
bahwa dia bisa mendengar suara itu, merasa seperti keselamatan baginya lebih dari apa pun,
begitu-
"!"
Dengan teriakan pendek, orang lain meringkuk di atas karpet darah.
Dia mendarat tepat di sampingnya. Dia berbaring di sana, dengan lemah mencoba menjangkaunya.
Tangan putihnya jatuh, tak berdaya. Dia dengan ringan menggenggamnya sendiri
pegangan berlumuran darah.
Dia merasakan jari-jari tangannya bergerak sedikit untuk menerima miliknya.
"Tunggu saja..."
Dia merebut kesadarannya yang memudar, menariknya kembali dengan putus asa untuk membeli sedikit
lebih banyak waktu.
"Saya akan..."
—menemukan cara untuk menyelamatkan Anda.
Detik berikutnya, dia—Chisaki Jeliurk—Hampir kehilangan nyawanya.
"Tuanku...!"
Eiji yang mencoba berdiri dengan goyah sendiri,berani mendekatiku.
Tetapi saat aku meliriknya,dia langsung berlutut di depanku dengan tangan kanan yang di capkan di dada dan tangan kiri yang menyentuh lantai dia menundukkan kepalanya.
"Untuk apa kau kemari?Mau menertawaiku"Tanyaku.
Dalam spontan dia langsung menjawab,"Tidak!"
"Aku tidak butuh penghianat!Pergilah dari pandanganku."
"Aku sudah mengingatnya.bahwa dahulu aku adalah tangan kanan anda!memang benar aku sudah melupakan janji penting kita,namun..."
Aku melihat ke arahnya.
"Aku tidak pernah melupakan pengabdianku kepadamu,tuanku."
"Aku tidak pernah mengingat hal itu!"
"Tuanku...."
Dia berdiri dan mencoba melangkah ke arahku.
"Jangan mendekat!"
Dia berjalan ke arahku sedikit demi sedikit darah keluar dari tubuhnya,aku sudah menyadari jika kekuatan sihirnya melemah,maka dari itu aku menyuruhnya untuk menjauh dariku.
Beberapa alasan kenapa aku mengatakan bahwa aku tidak mengingat hal itu,karena aku mencoba untuk tidak membunuhnya. Jika dia keras kepala untuk mendekat kepadaku,jujur saja dia akan segera tiada.
"Tolong dengarkan aku,tuanku."
"Berkat kalian semua aku saat ini membenci kalian semua dan akhirnya aku memutuskan akan membunuh kalian semua sampai tidak ada tersisa. Aku akan mengulangnya dari awal lagi."
"Apa sebenarnya rencanamu,tuanku"
"Revolusi."
Aku sudah tidak peduli dengan keturunanku saat ini,mereka semua tidak ingin mendengarkanku,apalagi mengakui diriku sebagai sang pendiri.
Lebih baik aku membunuh semua keturunanku dan mengulangnya dari awal lagi.
Eiji mengambil tindakan ceroboh yang membuatku terkejut. Dia menusukku dengan pedang miliknya tapi itu bagian yang membuatku terkejut. Dia membuatku terkejut karena dia berhasil masuk ke alam jiwa spiritku.
Dia mengatakan sesuatu yang tidak pernah aku dengan saat aku tertidur 500 ribu tahun.Namun,aku tidak menghiraukannya aku hanya melihat kebawah dengan di penuhi kobaran api.
"Aku percaya pada anda,tuan Noctis.Apa yang harus kulakukan agar anda percaya kepadaku?"
"Percaya padaku?Bukannya kau yang menghianatiku?"
"Apa pun yang terjadi aku selalu di pihak anda,Tuanku"
"Kau bohong.Kau bilang begitu supaya bisa menipuku lagi."
"Aku..."
"Diam.Kalian mau menjebakku dengan apa lagi.Aku tidak di akui sejak awal kedatanganku ke dunia ini.Sekeras apa pun mencoba,mereka tetap keras kepala.Tidak ada yang percaya kepadaku.Karena itu,aku akan membunuh semua keturunanku!"
Aku mengangkat tanganku ke atas dan formasi sihir 8 dimensi muncul di atas telapak tangan kananku.
Memunculkan sebuah bola hisap raksasa
Bahkan tubuh seseorang yang mati ikut terhisap kedalam bola ini.
Itulah kekuatan Hyler,menyedot sisa hidup mereka yang tersedot ke dalam bola dan memberikan sisa hidup mereka kepadaku.Itulah Hyler.
Namun,Seseorang dari atas mengatakan sesuatu.
"Yare-yare. Kakak selalu berlebihan."
Sebuah percikan cahaya mendatangkan sebuah gadis terbang menuju ke arahku dengan pedang yang berhasil mencegah atau menghancukan bola hisap ini bahkan dia berhasil menusuk pundakku.
"Sadarlah,Kakak!Kau hampir memusnahkan seluruh tempat ini?"
*Roar(Sfx:mengaum)*
Dalam sekejap kesadaranku kembali lagi dan saat ini aku sangat lemas tidak memiliki tenaga untuk berdiri. Aku sedikit kelelahan sih,tapi jujur saja aku sampai jatuh ke lantai,namun itu tidak terjadi. Gadis yang memanggilku kakak ini memberikan dadanya sebagai bantalan untukku. Bila kukatakan dengan jujur, dadanya sungguh keras.
"Siapa kamu?"
"Fumu!(pipinya membesar) Jahat sekali!Kakak sudah melupakan aku!"
"Maafkan aku. Aku tidak memiliki tenaga untuk mengingat siapa kamu bahkan saat ini aku tidak bisa menggerakkan tanganku karena terlalu banyak memakai kekuatanku untuk menyembuhkan bekas luka dari pedang Zeus."
"Yare-yare,kamu tidak perlu menggunakan kekuatanmu hanya untuk mengingatku,kakakku yang bodoh."
"Suara itu...jangan-jangan-"
Aku serasa pernah mendengar suaranya,tapi karena terlalu lemas dan rasa sakit luka ini tak kunjung pudar aku jadi tidak bisa mengingatnya dengan jelas.
"Benar...aku adalah adikmu,Ruri mizamiyu."
"Ruri.....-Siapa itu?"
Aku mengatakan hal itu dengan ekspresi wajah bodoh.