Di ranjang tidur sebuah kamar yang sederhana dengan tembok yang terbuat dari kayu dan jendela yang terbuka sehingga angin luar memasuki ruangan itu menyejukkan segala ruangan tersebut.
Aku membuka mataku dan menyadari bahwa aku berada di kamarku sendiri. Aku terkejut bagaimana bisa aku berada di kamar ku sendiri.
Lalu,aku menoleh ke arah samping kiri.
Aku melihat ibuku yang sedang melipat bajuku yang tengah duduk disamping,seketika melihat aku terbangun ibuku hanya bisa terkejut dan menyebut namaku untuk sementara.
"Noctis-chan?"
"Ibu...."
Mengetahui bahwa aku telah tersadar ibuku hanya bisa memberikan raut wajah yang terlihat sedih dan cemas. Aku tahu bahwa ibuku sangat mengkhawatirkan ku,lagipula ibuku adalah orang yang terlalu cemas akan putranya.
"Permisi,aku masuk yah."
Ruri bersama Eiki yang membuka pintu kamarku melihat bahwa aku telah tersadar kembali dapat mengejutkan mereka berdua. Ruri yang terkejut juga hanya menyebut namaku untuk
sementara,"Eh?Ni-ni?!"
Ruri maupun ibuku ternyata memiliki sifat yang sama,karena terlalu cemas. Ruri berlari ke arahku dengan wajah yang berada tepat di depanku dia hampir menangis. Alisnya mengerut dan menutupi mulutnya itu terlihat seperti dia sedang menahan tangisannya. Dia berteriak dan kemudian langsung memelukku.
Ini membuatku terkejut sehingga rasa sakit yang kurasakan sebelumnya hilang untuk sejenak dalam pikiranku. Aku hanya bisa terkejut.
Aku tahu kesedihan mereka yang menungguku untuk sadar kembali sangatlah menjadi kenyataan yang pedih bagi mereka,bagaimana tidak badanku yang di balut dengan perban untuk menutupi bekas luka yang tertusuk oleh pedang Zeus
"Ni-ni!Ni-ni!Kamu sudah sadar,ya!Syukurlah!"
Dia menangis dengan rasa bersyukur dalam pelukan hangat ini,jujur saja tubuhku masih belum sembuh total jadi saat dia memelukku tubuhku langsung merespon kesakitan tetapi aku tidak ingin menunjukkan kepadanya. Aku hanya merespon dengan nada yang begitu polos.
"Ruri?" aku melihat ke arah Eiki dan menyebut namanya,"Eiji juga..."
Eiji tidaklah sedih melainkan bersyukur aku telah sadar kembali. Dia berjalan ke arahku dengan tubuh yang tegap,dan berkata,"Syukurlah,tuan telah sadar. Sungguh bersyukur."
Foto masa kecilku yang berada di samping pot bunga matahariku masih terpajang di atas lemariku. Berkat angin sejuk ini,aku dapat merasakan kembali bahwa aku ini hidup.
Lalu, aku mendengar suara langkah kaki yang sangat keras dalam setiap injakannya di lantai, dan tak kusangka itu adalah ayahku.
Dia mengeluarkan air matanya dan berteriak.
"NOCTIS!KAMU SUDAH BANGUN,YAH!SYUKURLAH!"
Ayahku menangis sambil berteriak dengan mengusap-usap air matanya dan ini terlihat memalukan bagiku.
"Hentikanlah,ayah. Kamu membuatku malu. Lagipula,aku hanya pingsan biasa,Tidak seburuk itu,kog."
"Kamu sudah tertidur selama 3 hari." aku memalingkan wajahku ke arah Ruri.
Ruri yang memberitahuku bahwa aku tidak sadar diri selama tiga hari sampai membuatku terkejut. Tidak kusangka ternyata memang seburuk itu,efek samping dari pedang kutukan itu,yah untuk saat ini aku hanya bisa menerima kenyataan bahwa aku saat ini telah dikalahkan.
Tapi, 50 persennya,aku tidak menerima kekalahanku ini,sebab cara mereka bertarung sangatlah tidak adil.
Dengan wajah yang gelisah dan wajah yang sedikit kuturunkan,aku hanya bisa menjawab,"Begitu,yah?"
Tapi,berbeda denganku. Ruri merasa bahagia saat aku tersadar kembali dengan senyuman yang terpapang di wajahnya,dia membuka topinya dan menempatkannya di antara perut dan dadanya,dia berkata,"Kami sudah menunggumu."
Perasaan gelisah ataupun kesal terhadap perlakuan yang tidak sopan dan kurang ajar para keturunanku terhadap sang pendiri,yaitu aku. Seketika menghilang dan perasaan yang kurasakan aku tidak bisa mengatakannya dengan jelas. Hanya saja aku merasakan sebuah kehangatan di hatiku dan merasa lega karena sudah bisa berada di samping mereka semua,dan ini sudah cukup membuatku bahagia.
Dengan senang Eiji berkata,"Kami kira kamu tidak akan pernah bangun."
Lalu, sebuah kata yang begitu nostalgia baru saja di ucapkan oleh ibuku. Kalimat yang sangat pendek dan ingin membuatku langsung ingin memeluknya. Perasaan lega atau bersyukur langsung meresapi seluruh tubuhku.
"Selamat datang,Noctis-chan."
Ibuku memelukku dengan air mata yang mengalir di matanya yang tengah tertutup saat memelukku. Aku menyadari bahwa ibuku adalah satu-satunya makhluk hidup yang saat ini kuperlukan, aku tak ingin dia menghilang.
Selama ini aku merasa tidak pernah mengalami hal tersebut,karena di zaman mitos aku tidak mendapat perlakuan khusus seperti ini.
Orang tuaku yang selalu mengurus kerajaan dan tidak pernah memiliki waktu untukku serta selalu mementingkan tugas daripada anaknya sendiri,membuatku berpikir sendiri bahwa rasa kasih sayang itu hanyalah kebohongan.
Dan kupikir mereka melakukan ini dengan sengaja ingin merubahku menjadi alat pemusnah tanpa hati.
Aku selalu percaya akan hal itu,namun,saat ini aku salah besar.
Ternyata, setiap ibu itu berbeda. Aku bersyukur memiliki ibu sepertinya,dia yang selalu mengkhawatirkanku,menjagaku,memarahiku dan selalu memerhatikanku. Selama aku punya ibu,aku tidak meminta yang lain lagi.
Aku tidak membutuhkan cinta dari orang lain selain keluargaku sendiri.
"Hmm. Aku pulang." aku mengangguk dan menjawab pertanyaan ibuku dengan nada bersyukur.
"Selain itu,tuan ada hal yang ingin kusampaikan kepadamu."
Setelah itu, Eiji memberikan laporan mengenai ujian kedua dari akademi Tohsaku. Memang benar Ujian kedua ini seharusnya di lakukan semenjak 3 hari yang lalu. Sedangkan selama tiga hari ini aku terbaring di ranjang tidurku.
Mengingat bahwa aku ingin memperbaiki dan mengulangnya dari awal,aku harus masuk di sekolah akademi Tohsaku,namun,aku tidak memiliki cukup waktu ataupun bisa dibilang terlambat ujian.
Mungkin saja,aku tidak di terima di akademi Tohsaku.
Akademi Tohsaku sendiri memiliki aturan yang ketat akan kedisplinan, sekolah tersebut sudah bisa dikatakan sekolah elit di penjuru dunia. Setiap tahunnya akan digelarkan pertandingan suci antar sekolah di seluruh benua Graileryie dan setiap tahunnya hampir dari setiap pertandingan tersebut dimenangkan oleh Akademi Tohsaku.
Mau tidak mau meskipun salah satu dari konstestan cedera saat ujian pendaftaran masuk sekolah akademi Tohsaku mereka akan di anggap tidak lulus atau tidak diterima di sekolah tersebut. Karena itu,banyak dari konstestan yang menyerah akan harapan mereka yang ingin masuk ke akademi tersebut.
Mengenai jumlah korban yang terjadi saat insiden tersebut membuat para wewenang sekolah kerepotan untuk menyembuhkan salah satu konstestan yang terluka parah. Untuk mereka yang meninggal dunia sudah tidak ada harapan untuk menyembuhkan atau menyelamatkan mereka semua.
Dengan berat hati kepala sekolah akademi Tohsaku meminta maaf atas kejadian 3 hari yang lalu,dia mengadakan siaran kepada penjuru dunia dan memberitahu bahwa kesalahan dari insiden tersebut adalah kesalahannya yang lalai dalam pekerjaannya,namun,
Sebenarnya dalang dari semua ini bukanlah dia,tapi orang lain yang sudah merencanakan kejadian ini.
Aku sendiri tidak begitu paham dengan tindakan ceroboh yang dilakukan orang bodoh ini,tapi tekadku yang menciut telah menghilang dari hatiku dan kini hanya terdapat perasaan ingin segera membunuh orang ini.
Selain itu,aku cukup merasa bersalah saat melihat video rekaman saat kepala sekolah meminta maaf kepada seluruh anggota keluarga yang dimana anak mereka gagal untuk di selamatkan. Dengan kepala yang menunduk di depan kamera dan alis yang mengerut dia hanya mengucapkan kalimat permintaan maaf.
Lalu, bagi para konstestan yang masih hidup atau masih bisa menjalani ujian kedua,mereka berhak untuk melanjutkannya meskipun saat ini sekolah mengalami masalah penting,termasuk insiden tersebut.
Untuk ujian kedua ini Eiki sudah menjelaskannya secara detail dan rinci bahwa di ujian kedua ini para konstestan harus berpetualang ke dungeon atau bisa di kenal dengan labirin yang dipenuhi oleh para monster yang tinggal di dalamnya lebih singkatnya markas para monster.
Tetapi nama dungeon tidak terlintas di mulut Eiki,namun dia malah mengatakan "Jungle" dan bukannya "Dungeon".
Aku juga tidak seberapa tahu akan Jungle namun kurasa keduanya tidaklah begitu berbeda. Hanya saja nama kedua tempat ini sedikit berbeda. Dungeon sendiri berarti gua dan Jungle berarti hutan,jadi keduanya bagiku memiliki satu kesamaan dan itu adalah rumah para monster.
Namun,sesaat mendengar penjelasan dari Eiki, Ternyata Jungle sedikit berbeda dengan Dungeon. Memang benar, keduanya berbentuk seperti menara yang tinggi yang dipenuhi dengan tulisan kuno di setiap dinding luarnya dan ada yang mengatakan bahwa ketinggian Jungle melebihi Atmosfer.
Dan di setiap lantai terdapat seperti Boss dari monster,mungkin dari cara mereka berpikir siapa yang terkuat pasti akan dijadikan ketua dan itu sudah mutlak tetapi itu ada benarnya dan kesalahan. Meskipun di setiap lantai terdapat boss yang kuat,mereka tidak boleh lengah dengan minion. Mereka tidak kuat seperti boss tersebut,namun,mereka memiliki daya pikir yang lebih licik dari manusia sama halnya seperti Goblin. tentu saja, seperti yang dikatakan Eiki Urutan monster dari lantai awal sampai setengah menara hanya terdapat boss yang lemah ,namun, ada yang mengatakan bahwa para petualang tidak sanggup melawan boss lantai awal.
Disebabkan serangan yang tidak terduga akan di keluarkan oleh boss lantai awal,para petualang pun jadi kesusahan untuk melawan nya. Bahkan salah satu dari mereka pernah mempunyai kesepakatan untuk bergabung menjadi satu tim yang kompak untuk menerobos lantai awal dan pergi menuju lantai kedua,namun,itu ternyata sia-sia, mereka tetap tidak bisa melakukannya atau menaklukan boss lantai awal.
Setiap serangan yang dilancarkannya memiliki daya Damage yang terlalu kuat, sehingga dalam satu serangan bisa membunuh satu manusia.
Tapi, disini yang menjadi bahan pokok pikiranku adalah perbedaan yang sangat jauh antara Jungle dan Dungeon. Memang benar, Dungeon dan Jungle bisa dikatakan mirip,namun, Dungeon adalah tempat para monster tinggal layaknya manusia yang tinggal di kota ataupun desa.
Mereka menjadikan Dungeon sebagai perbatasan pemukiman mereka dengan para manusia, untuk tidak terjadinya perselisihan antar kedua pihak para monster pun memutuskan untuk berdiam diri di dalam dungeon.
Namun,salah satu dari ras manusia mencoba masuk dan sering kali dari mereka sudah banyak membunuh monster demi menaikkan level mereka. Demi mendapatkan Exp yang banyak mereka menggunakan para monster sebagai bahan utama untuk menaikkan level mereka sendiri.
Karena itu, para monster pun jadi ketakutan akan kepunahan mereka, seiring waktu yang telah berlalu mereka semua hanya mendengar suara jeritan saudara mereka sendiri yang terbunuh. Bahkan para manusia pun tidak hanya membunuh mereka semua, mereka menculik anak-anak para monster dan kemudian mereka menjualnya kepada para pahlawan. Benar,bisa di sebut juga dengan perdagangan budak.
Untuk melawan rasa takut akan hari bertemu ajal mereka sendiri,para monster pun memberanikan diri untuk membunuh manusia. Tetapi, seperti yang ku katakan
Para monster hanya ingin mendapatkan kedamaian yang tenang,karena itu mereka tidak ingin adanya perpecahan antara kedua belah pihak.
Karena itu, mereka memutuskan untuk membunuh semua manusia yang mencoba masuk.
Gua yang dipenuhi berbagai monster mulai dari Undead,Ogre,Orc,Lizardman dan Goblin serta manusia setengah hewan sudah tidak percaya akan kemurahan hati para manusia. memang hanya itu yang bisa kusebutkan tetapi dalam satu spesies mereka berjumlah lebih dari ribuan jenis yang berbeda-beda
Setiap lantai di isi dengan berbagai jebakan untuk membunuh manusia
Bahkan mereka pun berjumlah ratusan,tidak,berbagai ribuan spesies.
Gua yang gelap dan penuh dengan darah manusia serta mayat manusia yang tergeletak di berbagai lantai.
Membunuh atau di bunuh.
Itulah dungeon.
Dan itu sangatlah berbeda dengan penjelasan Eiki tentang Jungle.
Menurutnya jungle adalah tempat menara para monster,mereka menamainya jungle bukan berarti hutan,tapi sarang monster yang berjumlah ribuan.lalu,ketika jam bel yang terdapat di atas menara alun-alun kerajaan Mancriack yang akan berbunyi,lalu sesaat sesudahnya akan berhenti berbunyi,maka gerbang menara jungle akan terpaksa terbuka
Dan berbagai monster pun akan keluar untuk memangsa para manusia.
Karena itu, mereka para penyembah Gereja empat salib melakukan tradisi kuno dimana tradisi ini sudah dilakukan semenjak 350 ribu tahun lalu. Mereka memberikan sebuah tumbal atau korban yang akan di buat sebagai penyembahan untuk dijadikan sebagai makanan para monster. Tentu saja, tradisi ini terdengar konyol di telingaku.
Mengapa para dewa tidak menghentikan tradisi tersebut,mereka malah membiarkan penyembahan ini terus berlanjut tanpa henti. Dimana para keluarga harus merelakan seorang putri mereka untuk dijadikan korban.
Aku juga sudah muak untuk mendengar kisah bodoh ini. Apa tanggapan kerajaan tentang ini semua, tidak mungkin mereka juga membiarkan tradisi konyol ini berlanjut juga. Namun, bagaimana lagi,tradisi ini telah di buat semenjak aku tiada di dunia dan orang yang pertama kali melakukan penyembahan ini adalah salah satu dari anggota gereja empat salib.
Mungkin terdengar aneh bila ku katakan bahwa anggota gereja empat salib memiliki sebuah hubungan dengan para monster yang berada di jungle.
Bagaimana tidak, mereka membuat pengajuan tentang tradisi ini agar para monster yang berada di jungle tidak terus memangsa para manusia di kota ataupun desa dan para pemerintah sempat menolaknya,namun, sesaat untuk mencoba rencana aneh yang dilakukan oleh Gereja empat salib sempat di lihat oleh Keluarga Kerajaan.
Mereka hanya bisa terdiam saat para monster tidak keluar selama setahun dari Jungle ketika setelah menerima tumbal tersebut.
Karena itu, para pemerintah menerapkan Tradisi ini setiap tahunnya. Anehnya, kenapa para monster harus menunggu untuk mengambil mangsa mereka dan sejak kapan para monster menjadi penurut kepada Gereja empat salib.
Aku sempat berpikir bahwa kedua pihak di antara asosiasi para monster dengan gereja empat salib memiliki sebuah hubungan rahasia yang tidak di ketahui oleh para pemerintah bahkan raja pun tidak mengetahui atau tidak pernah berpikir seperti itu.
Aku tidak tahu pasti mengenai hubungan para monster dengan gereja tersebut tapi yang pasti mereka memiliki rencana yang buruk. Yang kutakutkan akan terjadinya perang lagi.
Selain itu,
Setelah mendengar cerita tersebut, Eiki bertanya kepadaku.
"Lalu, apa yang akan anda rencanakan,tuan?"
Dengan nada yang sedikit tegas dia serius menanyakan tentang penerimaan Murid baru Akademi Tohsaku dan Ujian kedua ini bisa dikatakan aku telah melewatkannya, karena itu dia serius untuk bertanya kepadaku.
Yah,walaupun aku sendiri sudah tahu bahwa Eiki tidak hadir dalam Ujian kedua karena terus menjagaku, aku turut ikut bersalah dalam hal ini. Jadi aku menjawab pertanyaan ini dengan nada yang sedikit polos dan jari-jemari tangan kananku yang ku gunakan untuk menutupi mulut aku pun menundukkan kepalaku, dan kembali bertanya kepadanya,
"Eiki! Berikan aku info tentang Ujian kedua ini. Lalu, aku bisa putuskan apa yang akan aku lakukan di ujian kedua ini. Bagaimana pun juga, aku sendiri sudah merepotkan kamu,jadi biarkan aku membantu-mu."
Dia menanggapi ucapanku dengan nada yang sedikit terdengar malu tapi sebenarnya dia sangat senang.
"T-tidak! Anda tidak merepotkan sama sekali! Sudah kewajiban saya untuk berada di samping anda,tuanku."
"Sudahlah jangan memanggilku dengan sebutan tuan, aku sendiri memiliki nama dan kamu sendiri sudah tahu,'kan"
"B-baik,Noctis-san."
"Hmm!" aku mengangkat kepalaku untuk tersenyum kembali kepadanya.
"Heeh....ternyata Ni-ni juga memiliki rasa peduli,yah? Yare-yare."
Ruri mengejekku dengan nada bercanda,namun, karena malu, aku menanggapinya dengan ekspresi benar-benar marah. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya di kedua samping kanan dan kirinya. Dengan di ikuti kedua tangan yang dinaikkan sejajar dengan bahu,dia sungguh mengejekku.
"Berisik!"
Aku memalingkan wajahku karena tersipu malu. Baik itu orang tuangku maupun Eiki dan Ruri mereka semua saling menertawaiku tetapi tujuan mereka adalah kebahagiaan dan bukannya penghinaan. Aku cukup senang mendengar mereka semua tertawa.
"Kalau begitu aku akan menjelaskan Tugas para konstestan di ujian kedua ini. Sebaiknya kamu tidak melupakan hal yang penting."
Situasi mulai berubah seketika menjadi ketegangan yang serius. Aku tahu dia tidak mau kalah dengan adiknya(Ovphillia),karena itu dia sangat serius untuk membahas Tugas di ujian kedua ini.
Ruri yang berdiri di depan ku mencoba terlihat keren untuk menggantikan posisi Eiki, dengan tangan yang di kepal dan di angkat ke atas mulutnya,dia berbohong batuk dan segera menjelaskan tugas tersebut.
"E-Heem. dengan begitu aku akan menjelaskan misi nya."
"Hoiiii!Jangan memotong pembicaraanku seenaknya,dasar Gadis singa.!"
"Hah!? Apa katamu!? Gadis singa? Malahan kamu itu yang seperti Monyet bodoh!Bodoh!Bodoh!"
"Sudah,sudah berhenti kalian berdua. Kita tidak memiliki banyak waktu saat ini."
"Tapi Dia yang memulainya,Noctis-san.!"
"Enak saja,bukannya kamu yang memulai terlebih dahulu, Dasar Monyer bodoh!"
"Gadis Singa!" mereka berdua semakin heboh dan membuat keramaian lagi, Ruri yang dipenuhi rasa kesal terhadap Eiki dan begitu sebaliknya mereka menggeram layaknya sebentar lagi akan terjadi sebuah pertempuran antara singa dan monyet.
Namun, karena aku tidak memiliki banyak waktu untuk menangani hal ini aku sempat menghentakkan tangannku ke meja.
"Sudah kubilang,'kan. Kita tidak punya banyak waktu lagi. Apa kalian tidak mendengarku?"
"B-baik!" keduanya langsung ketakutan dan duduk berlutut di depanku. Lebih tepatnya, mereka berlutut di lantai menundukkan kepala ke bawah dengan ekspresi takut. Yah menurutku,ini sedikit lucu.
"Eiki. Lanjutkan pembahasannya."
Dia mengangkat wajahnya dan merasa senang sedangkan Ruri memalingkan wajahnya dengan kesal sampai dia membuat kedua balon itu muncul lagi di kedua pipinya. Ahh imut.
"E-etto,di ujian kedua tahun ini misi para konstestan adalah membawa sebuah benda peninggalan sejarah raja iblis. Bila benda tersebut berkualitas tinggi dengan daya sihir yang hampir menyamai kekuatan Raja iblis maka dia dikatakan lulus. Dan begitu juga sebaliknya,jika benda tersebut memiliki daya sihir yang lemah,maka benda yang mereka bawa akan menyerap seluruh jiwa spirit mereka sendiri."
"Oh,begitu yah. Lalu,bagaimana dengan peraturannya?Apakah mereka menerapkan peraturan yang sama dengan ujian pertama?"
"Tentu saja. Mereka tetap menerapkan peraturan selama ujian berlangsung. Selain itu, tentang peraturannya juga tidak terlalu rumit, hanya saja....."
"Hmmm?" aku menatap eiji dengan wajah yang terlihat biasa,namun, sebenarnya aku ingin tahu apa yang membuatnya berhenti untuk melanjutkan perkataannya.
"Hanya saja...mereka membuat peraturan baru."
"Hooh. Kalau begitu,jelaskan padaku."
" Di ujian kedua ini sangatlah berbeda dengan tahun sebelumnya. Para guru membuat peraturan baru yang berbunyi"Merampaslah atau di rampas",jadi para konstestan tidak langsung menuju dungeon ataupun kastil untuk mencari benda peninggalan raja iblis. Tapi, mereka malah bersantai dan menunggu salah satu konstestan yang kembali dari dungeon dan merebut benda mereka."
"Ohhh...jadi, bagaimana pendapatmu,Eiki? Tentang hal ini?"
"Tentu saja, ini tidaklah adil!Mereka tidak mau berusaha untuk meraih tujuan mereka,namun, mereka semua malah menghancurkan tujuan orang lain. Itu benar-benar tidak bisa kuterima begitu saja."
"Apa kau kesal?"
"Yah...aku sungguh kesal dengan keputusan yang di buat para guru akademi itu!"
"Kalau begitu, ayo kita bantai mereka semua."
Eiki terkejut saat aku berpihak kepadanya dan dia menunjukkan wajah yang penuh pertanyaan kepadaku. Tapi,bagiku sudah wajar untuk membalas kebaikannya selama ini.
Namun,aku di kejutkan oleh beberapa hal yang aku tidak ketahui. Ruri dengan cemas ingin menjelaskan keadaanku. Bibirnya yang gemetar mencoba untuk memanggilku. Dan juga,Eiki yang terdiam bukan terkejut. Aku malah merasa aneh sendiri jika aku saja yang merasa bersemangat saat ini.
Namun,Ruri memberitahuiku hal yang tidak masuk akal.
"Ni-ni..."
Aku memalingkan wajahku dengan penuh senyuman ke arah Ruri,dan menjawabnya dengan nada senang.
"Ada apa,adikku yang imut?"
Kupikir dia akan senang bila aku mengatakannya imut tetapi aku salah. Dia menundukkan wajahnya ke lantai sehingga aku tidak tahu ekspresi apa yang dia sembunyikan dariku.
Tetapi dia memberitahuku sesuatu yang sangat tidak bisa ku percaya.
"Ni-ni, kamu harus dengarkan ini dengan kepala dingin."
"Heee...Apa ini candaanku terlalu berlebihan. Huahahahaha!"
"Semua kekuatan raja iblis-mu telah lenyap."
Kata-kata itu sedikit membuatku rusak. Kukira ini mimpi dan bukannya kenyataan tetapi aku saat ini tidaklah terbaring di ranjang tidurku dan tertidur pulas di dalam mimpiku. Tetapi aku salah dan hanya bisa mendengar bahwa aku bukanlah raja iblis lagi.
"Eh!?...Apa katamu?"