Chereads / The Demon Lord's of Elite School / Chapter 11 - Masa kelam sang Adik Yandere

Chapter 11 - Masa kelam sang Adik Yandere

Sehari sudah berlalu semenjak insiden di akademi Tohsaku mulai membaik,bahkan warga-warga Mancriack mulai membuat cerita bahwa penyebab insiden ini adalah salahku.

Aku juga tidak mengerti apa yang sebenarnya mereka lihat ketika pertarungan aku melawan Chisaki,bahkan pedang Zeuspun mereka tidak bisa melihat nya.

Akan tetapi, dengan adanya keberadaan Ruri kesalahpahaman yang dibicarakan oleh para warga sedikit demi sedikit mulai mereda. Namun,salah satu dari mereka masih belum mempercayai tentang kebenaran tersebut.

Para wewenang akademi Tohsaku juga sudah meluruskan tentang insiden ini,dan dengan penuh rasa hormat mereka juga sudah berupaya untuk menjelaskan kebenaran tetapi raja dari kerajaan negara Mancriack tidak setuju akan keputusan tersebut.

Beliau tetap menginginkan bahwa pelaku dari kriminalitas ini adalah diriku. Dan menetapkan untuk menjatuhkan hukuman kepadaku,walaupun begitu aku sangat bersyukur kepada Ruri. Dia sudah bersikeras untuk memohon kepada para pemerintah kerajaan untuk meringankan hukuman ku.

Berkat dia,aku tidak jadi di keluarkan dari Akademi Tohsaku.

Selain itu,

Tanggal 14 agustus,di kota pusat,Negara Mancriack.

Aku membuka mataku dengan perasaan cemas,keringat di wajahku yang membuat ku paham bahwa perasaan ini bukanlah kekhawatiran akan keturunanku yang tidak ingin mempercayaiku bahwa aku adalah sang pendiri tersebut,Namun, perasaan ini memberitahu ku bahwa aku mengingat siapa "Ruri"

Disaat aku tidak sadarkan diri,lebih tepatnya saat aku pingsan. Aku mulai mengingat kembali bahwa dulunya aku memiliki seorang adik di zaman mitos. Sesungguhnya dia bukanlah adik kandungku sendiri.

Bahkan orang tuaku tidak pernah memberitahuku bahwa aku memiliki seorang adik, aku sendiri adalah anak tunggal dari kedua orang tuaku.

Di zaman mitos dulu aku melihat segerombolan anak kecil yang kaki maupun tangan mereka di ikat dengan rantai,gerombolan anak kecil itu di tarik oleh seorang pria dengan berpenampilan mewah memakai jas hitam. Pria itu memasukkan semua anak kecil itu ke gerobak yang di tarik oleh sebuah Highfield.

Hiegfield adalah sebuah sebutan hewan yang berwujud kadal yang berukuran lumayan besar daripada tubuh manusia.

Sepertinya anak kecil itu bekerja sebagai pesuruh atau pelayan,Tapi dari sudut pandangku aku merasakan keganjilan.

Mereka menggunakan hewan ini sebagai sarana transportasi layaknya gerobak yang biasanya di tarik oleh sekumpulan kuda,namun kuda memiliki kekuatan kaki yang lemah daripada Highfield.

Terkadang para warga menyebut hewan ini dengan julukan"onitamu",supaya tidak kesusahan untuk menyebut nama hewan satu ini para warga pun menyebut nya dengan sebutan"Onitamu".

Onitamu bisa dikatakan sebagai wujud dari naga darat,dengan wujud seperti itu mereka meyakini bahwa Onitamu adalah naga yang tidak bisa terbang. Wujudnya memang sekilas terlihat seperti naga pada umumnya tetapi ukuran tubuh mereka tidak sebesar naga tersebut. Tangan yang mungil dengan kaki yang berotot dan paruh yang meruncing ke depan serta Kulit yang keras,oleh karena itu mereka dikatakan sebagai wujud naga darat.

Disisi lain,aku merasakan ke anehan yang tidak biasa kepada para pria yang menarik segerombolan anak kecil itu. Mereka dipenuhi bekas luka, becet ataupun memar di sekujur tubuhnya dapat terlihat jelas di mataku.

Dan pada akhirnya aku memiliki kesimpulan yang sedikit masuk akal.

Apakah mereka benar-benar manusia atau budak? Bila kulihat dengan menggunakan mata iblisku,aku dapat melihat roh spirit mereka yang berwujud budak dan bukannya manusia. Roh spirit budak dengan manusia biasa sangatlah berbeda,jika roh spirit manusia kulihat mereka berwarna abu-abu pekat dengan bercampur warna hitam. Sedangkan Budak, roh spirit mereka berwarna Orange sedikit kekuningan.

Budak biasanya berwujud manusia hewan,namun,karena manusia hewan sudah punah semenjak usai perang antar tiga ras,para dewa pun memutuskan untuk melahirkan kembali para budak dengan berwujud manusia,namun, mereka lebih unggul daripada manusia biasa pada umumnya.

Keahlian yang tidak bisa dilakukan oleh para penyihir,para budak pun di beri kekuatan untuk dapat melakukannya. Salah satu yang membuat mereka unggul adalah Penyembuhan diri dan Daya menampung mana yang melebihi manusia ataupun mazoku. Mereka disebut sebagai Demi Human.

Namun, di zaman mitos dulu aku melihat beberapa dari mereka terlihat seperti di siksa atau di buat untuk kesenangan manusia.

Mungkin mereka ingin memperjual belikan para budak kepada para petualang. Sistem perbudakan ini sebenarnya sudah ada semenjak ayahku masih hidup,namun ketika ayahku sudah menutup umur dan ibuku yang menjadi pengganti alih waris keluarga kerajaan Freedoman,Ibuku mulai menyusun ulang kembali sistem perbudakan.

Semenjak ayahku masih hidup, sistem perbudakan sebenarnya sudah di cap ilegal oleh ayahku,dan aku sebagai kesatria di utus oleh ayahku untuk menyelidiki pasar hitam.

Pasar hitam sendiri terdapat di Y island. Pasar hitam adalah tempat berdagangnya para penjual ilegal,mereka menawarkan senjata,budak ataupun segala perlengkapan untuk para petualang,namun, semua barang itu adalah hasil Rampokan bandit. Jadi,karena memiliki dua urusan penting aku memutuskan untuk pergi ke Y island,namun

Di saat itu,sebenarnya aku sedang memiliki urusan penting dengan wakil komandan serikat serigala bulan purnama. Sesungguhnya aku ingin mengadakan rapat tentang kekurangan sumber daya alam Y island yang setiap bulannya selalu di gunakan secara boros sehingga Y island dikatakan pulau yang sekarat.

Para penduduk yang tinggal di Y island semakin berkurang karena di sebabkan oleh faktor kemiskinan,pengangguran dan pajak yang tinggi.

Sedikit demi sedikit para warga Yisland semakin berkurang,lebih tepatnya pulau tersebut sudah hampir tidak memiliki populasi yang cukup banyak.

Tapi,aku tidak datang ke pertemuan penting itu saat aku melihat Ruri yang hendak dipukuli dengan rotan oleh salah satu pria tersebut.

"Woi!Ayo bangun,dasar anak pemalas!Ayo cepat bangun!"

Melihat hal itu aku menyadari bahwa

Ruri adalah anak yatim piatu yang tidak memiliki keluarga,bahkan saat pertemuan pertama ku dengannya, dihari itu, di Y island, aku melihat dia di bawa oleh seorang pria dengan berpenampilan seperti orang kaya yang mengenakan jas hitam.

Dengan tali yang di ikat di tangannya serta di pukuli denga cambuk aku menyadari bahwa Ruri adalah anak yang di perjual belikan oleh seseorang yang bukan keluarganya bahkan mereka pun tidak memiliki hak untuk mengasuh Ruri sendiri.

Matanya yang polos berwarna biru, dan wajah yang penuh luka serta becet. Aku langsung mengetahui bahwa Ruri sedang di pekerjakan sebagai penikmat nafsu pria dewasa.

"Hoiii!Cepat bangun,kalau tidak-"

"Kalau tidak apa?" Aku memegang tangan pria itu dari belakang. Dengan ekspresi marah dan alis yang mengerut aku menguatkan peganganku.

"Hey,katakan kepadaku apa yang ingin kau lakukan kepada gadis kecil yang tidak bersalah ini?Apakah kamu ingin membunuhnya?Atau menyiksa nya seumur hidupnya?Hey....sudah kubilang,'kan. Apa yang ingin kau lakukan kepada nya?Katakan padaku!?"

Aku menguatkan telapak tangan kananku yang sedang memegang tangan pria itu. Aku memberinya tatapan kejam dengan mata yang menyala berwarna ungu.

Pria itu pun langsung memaksa untuk melepaskan tangannya dari genggamanku,dengan wajah yang ketakutan saat melihat wajah emosionalku,dia akhirnya berbicara kepadaku.

"I-itu tidak ada hubungannya dengan-mu,dasar monster. Memangnya siapa kamu yang berani menentang ku!?aku adalah anggota Nine dari serikat pasar hitam. Jadi,siapapun yang berususan denganku,kupastikan kamu tidak akan hidup lagi,dasar bocah!"

Sembari mendengarnya mengolokku dengan sebutan bocah padahal umur ku sudah mencapai 345 ribu tahun,secara spontan tubuhku merespon kebencian yang ada di dalam hatiku sehingga tanganku kembali mengcengkeram mulutnya yang berbicara kasar.

Aku mengangkatnya ke atas sehingga kaki pria ini tidak dapat menyentuh tanah,tangan nya yang berusaha untuk melepaskan genggamanku kali ini tidak berhasil.

Jujur saja,aku sedikit emosi melihat wajah pria ini. Jadi,aku terbawa suasana,dan aku kembali bertanya,

"Oh...!Jadi kamu anggota Nine yah?Bisa tolong beritahu aku,dimana lokasi markas kalian?"

"Thidaks Askkan!"Maksudnya adalah"Tidak akan!" karena mulutnya yang tertutup rapat oleh telapak tanganku dia jadi kesusahan untuk berbicara.

"Hey...di dunia ini aku selalu menanyakan dua hal kepada musuhku. Apakah kamu ingin mengetahuinya?" Pria itu terdiam dan tidak menggeliat seperti tadi.

"Di antara menderita dan mati,kamu pilih yang mana?Aku akan membiarkan kamu menjawabnya dalam 30 detik. Jika saja kamu tidak memberitahu lokasi markas kalian,aku akan menyiksa mu. Lalu,jika kamu berbohong,aku akan membunuhmu! Jadi,kamu mau pilih yang mana?"

Air keringat di wajahnya mulai bermunculan menandakan bahwa dia saat ini ketakutan. Mata yang bergemetar dapat kulihat sendiri oleh mata kepalaku sendiri. Dia memberitahuku bahwa saat ini dia sangat ketakutan.

"Baiklah,aku mengerti!"

"Baguslah kalau kamu menurut"

"Markas kami berada di distrik 9 dan di sana terdapat bangunan tua yang tidak terpakai. Kami menggunakan bangunan tua itu untuk membuat ruangan bawah tanah. Para tahanan kami semua masih berada disana,dan ketua kami juga tidak pernah keluar dari persembunyian tersebut. Jadi,tolong lepaskan aku!"

"Eiji!" Aku menggunakan telepati untuk berkoneksi dengan Eiji,dan seperti biasa,dia langsung tahu point nya. Dalam sedetik sesaat aku memanggilnya dia sudah muncul dengan posisi berlutut di depanku dengan tangan kanan yang memegang dadanya. Tanpa kuberitahu akan lokasi ataupun jumlah sandera tersebut,dia langsung mengetahuinya.

Karena aku telah memberinya sebuah prinsip sederhana. Prinsip tersebut adalah,

*Bunuhlah siapa yang bersalah,selamatkanlah siapa yang menderita*

Itulah hal pertama yang kuajarkan kepada Eiji.

"Baik,aku mengerti." Eiji langsung terbang menuju ke distrik 9,tempatnya berada di sebelah timur Y island.

Sesaat aku berfokus kepada eiji,aku sempat melupakan urusanku dengan pria ini,sehingga aku melihat

Pria itu secara diam-diam mencoba melarikan diri dari hadapanku dengan cara merangkak.

"Hoi!Kamu mau kemana?Urusanku denganmu masih belum selesai."

"T-tapi,'kan aku sudah memberitahumu informasi yang aku ketahui sesuai dengan perjanjian."

"Sudah kubilang,'kan kamu mau pilih mati atau menderita. Waktumu sudah habis satu menit lalu dan saat nya kamu menemui ajalmu sendiri."

Aku menyentuh dahi pria itu dengan menggunakan jari telunjukku, memberinya sengatan listrik yang mengalir langsung kepada otak. Bisa dikatakan aku membakar otak nya. "Gyaaaaaaaa!!"

Pria itu menjadi hangus berwarna hitam layaknya jas yang dia kenakan tadi.

Di saat itulah akulah yang menyelamatkannya dari pria jahat itu,melepaskan tali rantai yang di ikat sangat keras di kedua tangannya yang mungil sampai berbekas luka dengan darah yang sedikit mengalir,aku pun ikut tersedih.

Lalu,aku berkata,"Hey,siapa namamu?"

"Lu-ri...Lu-ri....Lu-"maksudnya Ruri karena dia saat ini sedang depresi, dia salah menyebut nama alphabet yang seharusnya "R" malah ke"L"

"Ruri-chan,yah. Nama yang bagus."

"....Nnh....." tanpa kalimat maupun ekspresi senang dia hanya mengangguk kepalanya ke bawah dan berkata dengan nada polos.

Wajahnya yang polos tanpa ekspresi membuatku paham akan penderitaan yang selama ini dia rasakan,karena itu Aku menurunkan tubuhku diposisi jongkok akupun memegang rambut Ruri yang kusut,dan berkata,

"Sekarang kamu tidak perlu lagi memasang topeng tegarmu."

Aku mengelus rambutnya meski sepertinya dia tidak menyukai itu,aku tetap melakukannya dengan senyuman manis yang terpapang di wajahku.

"Mataku bisa melihat kalau kamu dipenuhi beban yang sangat berat. Tapi,kamu pasti tidak bisa menceritakan nya secara langsung kepadaku,'kan?Mungkin yang kulakukan ini tidak bisa mengurangi bebanmu.Tapi hanya ini yang bisa kulakukan untukmu."

Dengan perlahan dia mengangkat wajah nya yang polos,dia kembali menatapku. Mata yang tadi sempat kulihat hanya berisi penderitaan sekarang mulai sedikit demi sedikit kembali nya cahaya di matanya tersebut.

Dia tidak berbicara apapun bahkan sepatah kata pun dia tidak mengatakannya. Yang kulihat hanyalah percikan mata yang yang hampir membuat air mata keluar dari matanya yang hampir bersinar.

"Kamu kelelahan?"

"Hmm-hmm. Aku masih bisa bergerak." dia menggelengkan kepalanya menunjukkan dia sedang mengatakan "Tidak"

"Kamu kerepotan?"

"Hmm-hmmm. Tidak sama sekali."

Aku mendekati wajahku kepadanya dan menyentuhkan dahiku kepada dahinya,dan aku berkata dengan suara nada yang lembut,

"Pasti beban itu sangat berat untukmu,yah?"

Mendengar sebuah kalimat pendek dariku membuatnya menyadari penderitaan yang selama ini dia rasakan adalah kenyataan. Perlahan dia mulai mengingat beberapa kejadian yang buruk menimpanya semenjak dia berusia dini. Wajah yang polos itu seketika berubah menjadi wajah terkejut dengan perasaan sedih.

Perlahan semua kejadian yang buruk menimpa Ruri menjadi kepingan-kepingan kenangan yang kelam,dan hanya terdapat cahaya di matanya yang polos yang seketika berubah menjadi mata yang sangat indah bagaikan lautan yang di sinari matahari terbit.

Air mata itupun mulai keluar dari matanya dan seketika itu dia langsung memelukku. Mengetahui dia sudah bisa melepaskan beban berat yang selama ini dia pikul sendiri membuatku lega akan hal itu. Air mata yang mengalir di pundakku akhirnya dia memberanikan diri untuk berbicara.

Dia pun berkata,"Terlalu berat..Hiks..terlalu menyakitkan.Terlalu menakutkan.Terlalu menyedihkan.Sakitnya sampai membuatku ingin mati..." aku mengelus-elus rambutnya saat dia berada di pelukanku,aku hanya bisa memberinya pelukan hangat dan hanya meringankan beban beratnya.

"Ya". Aku menganggukkan kepalaku

"Aku sudah berusaha. Aku sudah berusaha keras. Semua sudah kuperjuangkan. Aku berjuang demi membuat semuanya berakhir bahagia,tapi...hiks...tapi mereka semua malah membuat semua temanku menderita."

Dia memelukku sangat erat saat beban terakhir yang ingin dia katakan padaku.

"Jujur sejujurnya,aku tidak pernah berusaha sekeras ini seumur hidupku!"

"Ya,aku tahu itu."

"Karena aku merasa senang memiliki teman baru..hiks..karena mereka sangatlah berharga bagiku!...hiks...aku berjuang keras untuk mengembalikan....senyuman mereka!Aku takut....rasanya menakutkan sekali!Aku tidak ingin merasakan tatapan menyeramkan dari mereka lagi...!"

Aku hanya bisa menahan rasa sedih ini,aku yang tidak memiliki seorang adik ataupun hubungan keluarga yang baik. Entah kenapa,aku mulai merasakan apa yang dirasakan oleh Ruri,aku merasa ada sebenang tali yang menjadi tali hubunganku dengan Ruri.

Aku menutupkan mataku.

"Aku sangat benci diriku yang tidak sanggup mengubahnya."

Itulah kata-kata terakhir Ruri yang dia ucapkan kepadaku.

Setelah itu,aku membawanya pergi dari Y island dan memberi perintah terbaru kepada Eiji untuk mengurus semua nya.

Tentu saja,sebelum aku pergi dari Y island aku sempat menghadiri rapat penting itu,walaupun sedikit terlambat dan meminta Eiji untuk menemani Ruri.

Tapi,saat itu Ruri sangat tidak ingin berkomunikasi dengan siapapun,kecuali diriku.

Saat aku membawanya pergi dari Y island,aku terbang menggunakan sihir Tingkat junior untuk melayang di atas udara,aku melintasi lautan yang sangat panjang bersama Ruri yang sedang kurangkul.

Lalu,aku berkata kepadanya,

"Ruri.Selama ini aku tidak pernah tahu apa bagusnya punya hubungan dengan orang lain bahkan dengan keluarga sendiri. Aku selalu berimajinasi tentang mereka yang selalu suka memanggilku monster,namun,saat melihatmu seperti ini. Aku jadi menyadari bahwa makhluk hidup tidak bisa hidup sendirian,dan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Karena itu,m-mau-"

"...Hmm?..."

dia memiringkan kepalanya ke samping kiri yang menunjukkan dia ingin tahu apa yang ingin aku katakan,lebih tepatnya dia penasaran.

"Maukah kamu menjadi adikku?"

Air mata yang keluar dari matanya bagaikan sumber dari air laut ini,dia menangis dengan senyuman di wajahnya. Menunjukkan dia sangat bahagia,lalu,dia mengangguk kepalanya dan berkata,"Baik,Ni-ni"

Wajahnya yang mungil dan mata bulatnya yang besar berwarna biru sungguh membuatku nostalgia dan merasa saat itu Ruri sangatlah imut.

Sebulan setelah kejadian itu,aku yang selalu di sibukkan dengan tugas-tugas yang aku miliki,jadi tidak sempat menjenguk Ruri sama sekali.

Yang aku tahu dia hanya mengurung diri di kamarnya selama aku tidak berada di rumah. Sebagai gantinya aku menyuruh salah satu pelayanku untuk menjaga nya,tapi dia enggan membuka pintu kepada orang yang tak dikenalnya.

Di markas peperangan melawan Bangsa Fuye aku tengah memikirkan apa yang di lakukan Ruri saat ini,aku hanya bisa memikirkannya dengan memandangi peta pertempuran.

Karena dipenuhi rasa cemas yang tak kunjung usai,aku memutuskan untuk kembali. Tentu saja,aku tidak mengambil tindakan yang adil,maksudku...aku hanya memperpenndek waktu saja dengan cara memberikan sihir tingkat kaisar,yaitu Petir hitam dan Naga Api.

Aku menghentakkan tanganku ke peta,dan berkata,"Jika kita terus bertahan bisa-bisa pasukan kita akan gugur semua!"

Salah satu kesatria di pinggir kiriku berkata dengan nada yang sedikit suram.

"M-mustahil,tuan Noctis. Para musuh memakai strategi C dan berhasil membuat kita terjerumus ke jebakan musuh. Jika kita maju sekarang kemungkinan besar kami semua akan terbunuh."

"Siapa yang meminta kalian semua untuk maju ke dalam pertempuran,kali ini aku akan turun tangan. Akan aku bunuh semua para bedebah itu!"

Aku berjalan ke arah keluar markas persembunyian pertama,dengan tangan yang di kepal sangat erat aku berjalan dengan cepat serta jubahku yang beterbangan saat terkena angin di luar,aku melihat bahwa aroma yang ku cium tak lain dan tak bukan adalah pertumpahan darah antar manusia dan mazoku.

Aku sempat berpikir dengan menutup mataku,sebenarnya peperangan ini tidak lah menghasilkan apa-apa dan hanya mengurangi populasi dunia. Jika manusia bisa terlahir kembali,lalu lantas untuk apa pembunuhan besar ini.

Aku merentangkan tanganku ke depan dan berkata,":KEPADA PARA PENGHULU YANG AGUNG,BERIKAN AKU KEKUATAN,BERIKAN AKU KEADILAN,BERIKAN AKU KEJAYAAN UNTUK MERAIH SUATU TUJUAN YAITU KEMENANGAN!!Dengan petir abadi di sebelah kiriku dan api yang berkobar di sebelah kananku. Izinkan aku mengakhiri perang tidak berguna ini!Miracle Chaos!Levante! Bergabunglah!!"

Pemandangan yang mengerikan sangat cocok dengan latar belakangku yang kini cuaca sangatlah gelap dengan dipadu oleh awan yang melingkar besar di atasku,suara petir yang bergemuruh layaknya akan datangnya badai besar,aku meluncurkan sihirku untuk mengakhiri perang ini.

"Miracle Heas!"

Perpaduan skill sihir tingkat kaisar sungguh membuat para kesatria di bawahku menjadi ketakutan dan merinding. Mereka melepaskan semua senjata mereka dan hanya bisa melihat ke atas dengan ekspresi keputusaan.

Tidak ada cara untuk melarikan diri ataupun bertahan dari seranganku,jadi mereka hanya terdiam saja. Salah satu dari mereka mungkin menyadari betapa kejamnya aku,seperti yang ku katakan perang ini takkan ada gunanya apabila makhluk hidup saling membunuh satu sama lain.

Hal ini bagiku layaknya kita sedang membunuh kita sendiri akan tetapi aku sudah menyadari betapa banyak nya dosa ku karena sudah membunuh banyak jiwa.

Salah satu kesatria dari bangsa Fuye mengalirkan mata nya dengan ekspresi tidak percaya bahwa perang ini akan segera berakhir dengan kematian keturunan mereka.

"Ini bohong,'kan?"

Sebuah sihir yang sangat dahsyat menghantam tanah sehingga reaksi dari sihir tersebut membuat awan yang melingkar atau dikenal dengan sebutan badai ini menghilang sesaat sihirku menghantam tanah sehingga membunuh semua kesatria tanpa tersisa sedikitpun.

Bahkan bukan hanya manusia,tanah yang terkena sihirku pun membuat lubang yang sangat lebar dan dalam layaknya jurang.

Sesaat sihirku dilancarkan hanya terdapat reaksi biasa yang sering aku alami seperti angin yang bertiup kencang dan gempa bumi yang sangat besar.

Tapi aku tak menduga bahwa perpaduan skill sihir satu ini dapat menyebabkan reaksi yang sangat tidak masuk akal. Hutan maupun pertempuran yang baru saja dipenuhi darah di berbagai tanah dengan mayat yang tersebar dimana-mana kini telah lenyap dalam sekejap.

Jika dilihat dari luar angkasa mungkin dalam lokasi ku saat ini awan yang terlihat banyak di bumi berkumpul dalam satu area,mungkin saat ini meninggalkan bekas seperti lubang awan raksasa.

Dengan melubangi badai tersebut,muncullah sebuah cahaya dengan sebutir debu yang terlihat seperti roh spirit mengelilingiku. Pemandangan ini tidak pantas bagiku,ini terlihat seperti pahlawan yang sudah meraih kemenangannya dan ini sangat tidak cocok bagiku.Aku menoleh ke atas dan mengerahkan seluruh sihir ku untuk terbang pulang ke rumah.

Alasanku meninggalkan seluruh pasukanku di medan perang adalah aku sangat cemas dengan keadaan Ruri saat ini. Jadi aku benar-benar ingin segera menemuinya,tak kusangka raja iblis yang kejam sepertiku dibuat memiliki rasa khawatir yang berlebihan. Ahh,dasar Siscon.

"....Ruri....tunggulah aku. Aku akan segera pulang dan menemuimu!Jadi tunggulah..!"

Aku mengayunkan tangan kananku untuk meningkatkan sedikit kekuatanku untuk sedikit lebih cepat terbang ke arah Moniyan Empire. Aku mengurangi STR(Strength) dan sedikit menigkatkan AGI(Agility) untuk meringankan tubuh ku saat terbang.

Sesaat sudah sampai di kerajaanku.

Aku melihat sebuah jendela masih terbuka dengan sadar aku mengetahui bahwa itu adalah lorong satu jalan ke arah kamar Ruri.

Lalu,aku menurunkan kapasitas sihirku untuk turun lewat jendela itu,jujur saja ini tak patut di contoh untuk anggota kerajaan yang taat akan tradisi,namun,ceritaku lain lagi sebab aku tidak peduli tentang peraturan seperti itu asalkan bisa cepat aku akan melakukannya selama ini itulah sikap yang aku taati.

Aku menempatkan kakiku di jendela tersebut,melihat ke arah samping kanan dan kiriku untuk memastikan bahwa tidak ada penjaga ataupun pelayan yang melihatku masuk melalui jendela.

Perlahan aku menurunkan kaki kananku ke lantai,namun aku ketahuan oleh tangan kananku,yaitu Eiji.

"Tuan Noctis. Masuk lewat jendela itu tindakan yang tidak pantas dilakukan bagi anggota keluarga kerajaan,lho."

Aku terkejut saat Eiji tiba-tiba datang di hadapanku,tidak,mungkin lebih tepatnya di samping kananku. Dengan sikap tubuh yang tegap dan mata yang ditutup, dia menceramahiku.

"Wuah!Kamu membuatku terkejut,Eiji! Bisa tidak kamu berhenti mengendap-endap seperti itu?"

"Maafkan saya,tuan. Saya tidak berniat untuk membuat anda terkejut hanya saja tindakan tuan tidak mencerminkan nama sang pendiri. Karena itu,aku melarang tuan melakukan tindakan yang memalukan seperti ini...lagi"

"Y-yah..mau bagaimana lagi,'kan. Kamu sudah tahu sendiri bahwa prinsip hidupku seperti ini,'kan. Jadi,tolong rahasiakan hal ini kepada semua orang,yah. Aku mohon."

Eiji menghembuskan nafas berat dengan mata yang tertutup penuh ekspresi wajah yang susah untuk menerima permintaan egoisku tetapi meskipun aku tahu ini susah di terima olehnya.

Memang benar jika sikapku tidak mencerminkan nama besar sang pendiri,namun,Eiji berpihak kepadaku dan,berkata,

"Baiklah,tuanku. Tapi jangan sampai anda mengulangi kesalahan seperti ini lagi,yah."

"Yah,aku tahu. Lagipula,aku ingin bertanya kepada mu tentang Ruri. Apakah dia masih mengurung diri?"

"Seperti yang anda lihat saat ini,tuan. Nona muda, tidak ingin membuka pintunya untuk semua orang bahkan kami sudah mencoba memaksanya untuk keluar. Tapi, dia tetap tidak ingin membukanya. Mungkin dia masih ragu untuk bertemu dengan orang yang disekitarnya."

"Jadi begitu,yah. Memang cukup berat untuk memintanya keluar dari kamarnya sendiri,yah?Lalu,bagaimana dengan pendapat ibunda?"

"Ratu hanya bisa berharap Nona muda bisa keluar dari kamarnya. Dia tidak ingin menggangu Nona muda karena hanya ingin membuatnya keluar dari pengurungan dirinya. Lalu, Ratu memiliki pesan penting untuk tuan."

Aku terkejut jika ibuku tidak mengusir ataupun menyiksa saat aku pergi,ternyata ibuku memiliki rasa prihatin kepada Ruri.

"Apa itu?"

"Beliau berkata,"Kuserahkan Nona muda kepadamu,Noctis" seperti itu katanya."

"Apa? Sejak awal Ruri memang milikku. Jadi jika ingin membuatnya membuka pintu untuk kita semua. Kita hanya perlu melakukan ini." setelah mendengar itu aku berjalan ke arah pintu kamar Ruri. Dengan nada yang cukup senang setelah mendengar ibunda tidak berusaha untuk mengusirnya,aku jadi cukup lega.

"Zeeb"

Aku menggunakan sihirku untuk menciptakan sebuah buku novel yang dimana buku tersebut buku kesukaan Ruri. Setelah tercipta aku membisikkan sesuatu di telinga Eiji. Aku bermaksud untuk berakting dengan Eiji,menyuruhnya berkata apa yang kuminta supaya nanti Ruri keluar dari kamarnya.

Aku menganggukkan kepalaku ke Eiji memberitahunya apa dia sudah siap? dan ternyata Eiji sudah siap untuk melakukan misi penting yang kuberi.

Benar, misi ini kunamai dengan" Mengeluarkan adik Yandere dari Ruangan kekuasaannya"

"W-waah!Bukankah,itu buku novel karangan Kodachi Abe,tuanku?"

Dari sebuah ruangan gelap dan tidak ada cahaya yang masuk lewat jendela. Sebuah selimut yang menutupi Ruri bergerak sedikit, Telinganya cukup tajam apabila seseorang membahas Novel kesukaannya.

Eiji melanjutkan pembicaraan.

"Kalau tak salah buku ini, buku yang baru saja diterbitkan,benar'kan tuan?Tapi bagaimana anda bisa mendapatkan barang langka seperti ini?"

"Huh!Tentu saja aku sempat mampir ke toko buku dan membelinya tadi. Apalagi,tadi kulihat ini adalah buku terakhir di toko buku."

"Eh?Bukankah buku ini seharusnya berjumlah 14,8 juta salinan?"

"Hahahaha!Tentu saja,aku membakar semua itu. Aku beruntung,'kan?"

"Wah!Anda sungguh hebat!Sungguh jenius."

"Benar,kan? Hahahahaha!"

*Dak!!(Sfx:benturan)*

Suara pintu yang dibuka dengan sangat keras,hawa kegelapan mulai meresapi lorong ini dan sebuah sosok gadis kecil bermata Biru keluar dari ruangannya.

Sesuai dugaanku,dia akhirnya membuka pintunya.

Aku melihat nya berdiri di depan pintu dengan kedua tangan yang memegang pinggulnya sendiri serta wajah yang imut pipi yang berwarna merah tampaknya dia sangat kesal.

"Yo,Ruri. Sudah lama kita tak bertemu. Apa kamu baik-baik saja?" aku menyapanya dengan melambaikan tangan kananku kepadanya.

Tapi aku tidak mendapat sapaan yang aku harapkan. Yah bagaimanapun juga, setidaknya aku sudah menduga hal ini akan terjadi. Dia berjalan dengan sangat cepat ke arahku sembari mengatakan,

"Aku ingin membaca buku itu juga!"

Dengan tubuh sekecil itu aku terkejut dia ingin merampas buku ini,untuk sedikit menjahilinya aku menghindari dari kedua tangannya yang hendak ingin merebut buku kesukaannya.

"Tidak boleh!Kau masih jauh dibawah umur!" Dia masih ngotot untuk merampas buku tersebut dengan melompat ke arah ku,namun,aku berputar untuk menghindarinya ke belakang.

"Itu buku terakhir yang diterbitkan oleh Kodachi-sensei,'kan? Aku wajib membacanya!"

Aku mengangkat buku itu ke atas sehingga dia berlompat-lompat berusaha untuk meraih buku tersebut.

Aku baru menyadari bahwa selama ini dia telah banyak berubah terutama pada sikapnya sangat manja. Dia sungguh ngotot menginginkan buku ini untuk dibacanya.

Dengan wajah yang kesal karena tidak bisa meraih buku ini,akhirnya dia mengembungkan kedua pipi nya sehingga terlihat seperti balon yang sedang di pompa. Dia mengeluarkan sedikit air mata tapi tidak mengalir menunjukkan bahwa dia bukan sedih,melainkan kesal.

Dia menarik nafas dan mengepalkan kedua tangannya serta menutup matanya dengan wajah kesal,dia berkata,"Berriiikaaann!"

Dia melompat-lompat menginjak lantai dengan kesal menginginkan buku kesukaannya untuk segera dibaca,namun, karena sudah lama tidak bertemu dengannya aku sedikit menjahilinya.

"Aku juga ingin lihat!Aku ingin baca novel terbaru milik Kodachi-sensei!"

Yare-yare, mau bagaimana lagi. Dia masih anak-anak.

Karena terlalu asik menjahilinya aku sedikit lengah sehingga dia melompat setinggi dia bisa dan akhirnya dia berhasil merampas buku itu dari genggamannku.

"Kesempatan!"

Sesaat aku ingin merebutnya kembali,Ruri memeluk buku itu erat-erat sehingga aku tidak menemukan celah sedikitpun.

Dengan wajah bahagia dan senyuman yang mengibaratkan dia merasa lega karena mendapat buku novel terbaru milik Kodachi Abe,dia berkata dengan wajah yang menjijikkan,"Tinggal santap..."

Karena mengetahui bahwa buku novel ini adalah novel untuk kalangan orang dewasa dan berisi tentang hal yang vulgar aku berusaha untuk menghentikannya,bisa dibilang aku ingin merebutnya kembali.

"Kembalikan!"

*Crat!(Sfx:Cakaran)*

Dia mencakar telapak tangan kananku saat aku mencoba merebutnya kembali,dan tak kusangka ternyata cakarannya menyakitkan juga.

"Wah-dicakar!"

*RAWR*

Ruri berbicara layaknya kucing dengan meniru suaranya dan jari jemari yang siap untuk menyerangku kapan saja dia mau,ternyata dia tetap ingin melindungi prioritasnya,yaitu buku novel.

"Jangan sok jadi kucing,deh!"

Yare-yare,memang sekilas terlihat imut tetapi melihat dia bertingkah layaknya seorang ibu yang berusaha melindungi anaknya membuatku terlihat seperti penjahat. Dia mendekatiku dengan jari kuku yang tajam itu dan meniru suara kucing itu lagi.

Aku hanya bisa bilang bahwa "anak satu ini ngotot sekali melindungi novel dewasa,?"

Sesaat dia membacanya dengan berposisi duduk di depan kami,dia membaca buku tersebut dengan berbagai ekspresi aneh. Di awal membaca dia sangat bahagia,setelah membalikkan halaman untuk membaca kelanjutannya dia berekspresi terkejut dan membalikkan keduanya kalinya dia menunjukkan ekspresi malu.

"Yare-yare...?"

Aku menutup mataku dan memegang kepalaku serta menggeleng-gelengkannya. Aku tak tahu apa sebenarnya yang menarik dari buku yang dibacanya. Sehingga dia sangat ingin membaca buku vulgar tersebut.

Lalu,Eiji berkata,"Nasi sudah menjadi bubur,yah?"

"Ik!Berisik sekali,kamu ini!"

Tapi,bila di bandingkan di zaman ini,dia sungguh seratus persen sangat berbeda dengan dirinya yang dulu.

Dia sangat berisik,dia sangat egois,dan dia sangat menjengkelkan serta sangat ingin di manjakan olehku.

Walaupun dia seperti itu bagiku dia adalah satu-satunya adikku yang aku sayang.

Mari kita kembali ke kenyataan di zaman sekarang.

"Hoiii!Ruri!!Apa yang kamu lakukan dengan celana dalamku!"

Dia menoleh kebelakang dan menatapku dengan mata sipit dengan senyuman lebar dia berkata,"Tee-hee"