Mata Fano terus mengikuti gerakan Rindi di dapur yang sibuk. Fano yang biasanya membantu sekarang justru hanya meletakkan kepalanya di meja dan memandangi istrinya saja. Rindi tidak keberatan karena gadis itu yakin, suaminya pasti sangat lelah.
Selesai memasak Rindi membawa semangkuk sop ayam pesanan suaminya tadi siang. Rindi meletakkannya pelan di hadapan Stefano.
"Cepat makan sebelum dingin, ini nasi juga sudah Aku siapkan," ujar Rindi kemudian duduk di hadapan Fano.
Fano mengganti posisi duduknya, dia mulai mengambil sendok dan memasukkan nasi ke dalam mangkuk sop ayamnya. Rindi tersenyum tipis kemudian mendekatkan segelas air putih pada Fano.
"Makan yang banyak ya!" ujar Rindi lagi.
Fano mendongak dan memandang istrinya. Keningnya mengkerut melihat di depan Rindi tidak ada makanan. Tidak mungkin kalau Rindi diet, karena badannya sudah sangat kurus.
"Kamu tidak makan?" Tanya Fano mengurungkan tangannya menyuapkan makanan.
Rindi tersenyum kemudian menggeleng pelan.