"Tapi, nggak ada yang mustahil bagi Tuhan saat Dia sudah berkehendak. Orang nggak subur bukan berarti nggak bisa punya anak kandungnya sendiri. Bisa aja itu memang anak Bapak."
Aku berusaha berpikir kemungkinan adanya keajaiban yang terjadi. Manusia hanya bisa berencana, karena Tuhan yang menentukan.
Dia membantah dengan menggeleng. "Usia kehamilannya lebih cepat dari lamanya saya dari New Zealand."
"Kalo pun hasil tes itu menyatakan bahwa saya subur, usia kandungannya mesti satu atau dua bulan. Bukan tiga bulan."
Aku mencerna penjelasannya dalam diam. Otak sudah terasa berat mencari kebenaran dari pengakuannya. "Terus, dilakukan pemeriksaan ulang pada Camelia?"
"Nggak, kepastian usia kandungannya dilakukan di pemeriksaan berikutnya. Dan dokter Ana nggak keliru memutuskan usia kehamilannya."