"Pak, ini di luar job desc saya," protesku baik-baik.
Dia berhenti sejenak, menatapku dengan mata menerawang.
"Kayak yang tadi saya bilang, saya punya alasan tersendiri melibatkan kamu di sini," ucapnya lanjut membaca kertas tersebut.
Mungkin aku karyawan pertama yang berani melakukan aksi protes terhadap tanggung jawab kerja yang dibebankan kepadaku, tapi ini memang di luar prosedur kontrak kerja. Ini tidak boleh terjadi.
"Apa alasannya, Pak?"
"Pertama, saya butuh banyak masukan untuk anggaran proyek ini.
"Ke dua, nggak pun saya masukin ke dalam tim, kamu juga pasti memberi saran hasil dari buah pikiran kamu."
"Ke tiga, ini bidang study kamu. Kamu berada di ranah yang tepat untuk menggunakan ilmu yang kamu punya, yang kamu pelajari selama kuliah."
"Ke empat, pekerjaan ini akan banyak kamu kerjakan melalui perintah saya, karena kamu sekretaris saya. Jadi, saya nggak perlu lagi jelasin ini-itu, kalau kamu terlibat di sini. Saya tinggal tanda tangan. Seperti biasa."