Chereads / Short story'Adult / Chapter 2 - Alana student (2)

Chapter 2 - Alana student (2)

Akhirnya game ala DDL ( Dara, Dian dan Lena ) telah selesai dengan Dara dan Dian hanya minum satu kali dan Lena empat kali,

Yang pastinya sekarang Lena tak kuat, semakin lama dirinya mulai seperti cacing kepanasan dengan mata gelap berair nan sayu menunjukkan gairah yang menbumbung, bibirnya yang membengkak karena di gigit terus menerus ditambah rambutnya yang acak acakan disertai keringat yang mengucur di pelipis dan lehernya yang malah menambah kesan sexy dan hot,

Dengan penuh perjuangan dia berjalan menuju toilet terdekat dengan kaku kedua pahanya saling merapat erat menahan sesuatu berjalan dengan silang,

Baju dan roknya nampak kusut, akibat keringat yang keluar cukup banyak baju seragam putihnya yang ngepres menampakkan bra hitam yang membungkus sepasang gunung kembar yang terlihat sesak,

"toilet jauh banget anjir" keluhnya tak tahan sampai dengan nekat mendekati area toilet laki laki lantai dua yang terletak di bagian paling ujung,

Untungnya keadaan toilet terlihat sepi dan sunyi, Lena dengan tak sabar menelusuri seluruh area meyakinkan tak ada yang melihat dirinya memasuki toilet laki-laki,

Sampai... Dirinya melihat sebuah papan di sebelah toilet yang berdampingan dengan beberapa bangku tak terpakai serta alat untuk membersihkan toilet,

Saat papan itu sudah ditangannya dan melihat dengan jelas apa itu— dia tersenyum merasa keberuntungan memihaknya nampak papan dengan bertuliskan Toilet sedang rusak, mungkin ini bekas beberapa waktu lalu ketika toilet sedang rusak,

Dengan cepat mengaitkannya pada paku di pintu dan masuk ke dalam dengan cepat, mengunci pintu dengan rapat dia berjalan sempoyongan pada barisan wastafel dan cermin yang menghadap 3 kabin toilet,

Dengan segera menaikan rok spannya yang kusut sampai pinggang menampakkan celana berwarna pink yang di bagian depannya sudah terlihat basah kuyup

Lena menaiki wastafel duduk bersandar di cermin besar menghadap pintu toilet kabin tengah, membuka lebar kakinya yang menjuntai ke bawah,

Celana dalamnya segera dia lepas dan membuangnya sembarang arah,

"Uhhk gue gak kuat setan" gumamnya menengadah

Mulai mencoba memasukkan jari telunjuknya ke bagian bawah miliknya namun karena semua jarinya memakai kuku palsu itu membuatnya sulit dan sakit ketika memasuki Miss v nya,

"ahk" saking frustasinya dia menggesekkan jari telunjuknya di bagian luar, mengusap ngusap meki yang sudah sangat licin sambil meliuk liukkan tubuhnya,

"ah ah uhk kuku sial" umpatnya mendesak dan mempercepat gesekannya,

Namun saat menunduk tanpa sengaja dia melihat sesuatu yang menonjol di sakunya, disitulah dia baru sadar dan mengeluarkan benda yang mungkin membantu,

Lipstik,

Ya benda perona bibir itu mungkin membantu, panjang dan lumayan besar, sebesar telunjuk.

Dia tergesa gesa memasukkan lipstik ke dalam miliknya, barulah dia berjengit merasa ada yang mengganjal dan tersedot oleh miliknya,

"Euhh" desahnya dan mulai memaju mundurkan lipstik itu dengan tangan kanan, kakinya semakin mengangkang, dirinya bersandar di cermin sambil mendongak mendesah desah, tangan kirinya pun mulai meremas payudara kiri besarnya dengan brutal tak peduli dua kancing baju teratasnya telah lepas,

"Uhk uh ah ahk yeakh umm" pinggulnya meliuk liuk,

Tanpa sadar bahwa ada seseorang yang berada di kabin toilet ujung dan keluar karena penasaran dengan suara suara aneh yang entah mengapa membuatnya kepanasan,

Cklek

Suara pintu terbuka yang tak di pedulikan oleh Lena, tampak seorang pria berkacamata dengan baju rapih serta wajahnya yang terlihat polos imut nan manis terbelalak melihat pemandangan di depannya,

Lena langsung melirik sambil mendesah dengan sensual saat melihat laki laki yang dikiranya adik kelas dilihat dari bet di pundaknya,

Lena melanjutkan aksi haramnya dengan brutal tanpa malu di depan seorang pria yang tampak shok dengan bagian muka sampai telinga memerah, menatap Lena tanpa berkedip, menelan ludah susah payah,

Lewat lirikan, Lena langsung menyeringai merasa beruntung mungkin dia bisa meminta bantuan apalagi terlihat dia masih bocah polos bukan pria brengsek haus belayan,

Merasa tertantang aksinya di lihat orang dan menyadari akan pelepasan dia mendesah desah dengan keras dan mendongak, menggigit bibirnya dengan sensual

"Euh ah ahk ahk fuck eumm heiii pleaseee tolonghh" desahnya sensual menengok sedikit padanya dan menjilat bibir bawahnya lalu menatap sayu pria itu seolah olah menyuruhnya mendekat dan menyentuhnya,

"Uh ah ahk ahk yeahk akkuh akkan sampaihh AKHHH" teriaknya menggema sambil membusungkan dadanya, tangannya melempar lipstik ke dalam wastafel di sisinya, terlihat cairan menyembur keras dan banyak dari mekinya

Sambil mengatur nafasnya dia menatap lelaki itu yang menunduk malu malu tak berani memandangnya, ukh manisnya bocah ini

Lah emang lo nenek nenek?!

Tersenyum

"Hah hah mendekat" ucapnya,

"kak sayaa sayaa—" ucapnya gelagapan terlihat takut dan malu dikira mesum apalagi terlihat ada sesuatu yang menyembul besar di bagian celananya, terlihat sesak

"shuttt diam mendekat— come on" ucapnya lembut dan malah mengarahkan bagian bawahnya yang tak tertutupi apapun agar terlihat oleh pria yang memiliki mental bocah itu,

Tampak mekinya yang putih kemerahan, tembam, mulus dan halus seperti pantat bayi, tanpa ada bulu bulu halus, sempurna! membuat laki laki itu melongo dan langsung menutup kedua matanya yang dibalut kacamata dengan tangan kanan

Hal itu membuat lena tertawa kecil merasa gemas, pria itu perlahan berjalan mendekat sambil menutup mata

Saat berada tepat satu meter di depan Lena, dia bisa melihat name tag pria itu, Elano borasa C,

"Elano" gumamnya

"hmm nama yang bagus" gumamnya lagi,

"Oke El sayang" ucapnya sensual dan menarik Elano untuk mendekat dan menempeli tubuhnya yang sebagian tampak bugil dan berantakan,

Lena juga mendongakkan kepala Elano, memang dia terlihat lebih tinggi karena nyatanya dia belum turun dan Miss v nya pun masih terlihat berkedut kedut tanda belum puas dan butuh belayan kembali, dasar meki agresif

Kakinya bergerak melingkari pinggang Elano dan menariknya agar semakin dekat membuat bagian bawah masing-masing tersentak kaget akan sentuhan itu

Lena merasakan sesuatu yang keras, panjang, besar mencoba memberontak memasuki miliknya,

Dasar— umpatnya kesal

"kak" Elano mendongak menatap wajah rupawan Lena dengan muka bersemu,

"Hm?" tanyanya menyeringai merasa Elano memegang pahanya berniat melepaskan tautannya

Akh bocah polos yang manis— batinnya berkata

Lena malas semakin mengeratkan tautan pada pinggang Elano lalu memegang kedua pundak Elano, meliuk liukkan tubuhnya menggesek meki dengan kejantanan Elano yang mengeras,

"Uhkk ya um" memaju mundur dan menarik turunkan badannya tak beraturan agar kedua milik mereka saling bergesekan,

Lena mendesah merem melek kenikmatan, tangannya menumpu pada pundaknya

Sedangkan Elano yang di perlakukan seperti itu hanya menjadi kaku serta mengeluarkan desahan tanpa sadar

"Eunggh" desah Elano yang membuatnya sangat malu, tak pernah dia merasakan sensasi bagian bawahnya bergesekkan dengan bagian pribadi perempuan— walaupun terhalang celana dan celana dalamnya,

"Kak" desahnya lemah mulai mencengkram paha Lena merasa bagian bawahnya bergejolak panas, ada sesuatu yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu tapi bingung.

"hmm?" tanyanya yang terus meliukkan tubuh dengan tatapan sayu,

"itu... lepas" ucap Elano bingung yang akhirnya meminta Lena melepaskan kakinya yang melingkar pada pinggangnya,

Bukannya lepas Lena malah melingkarkan kedua tangannya pada leher Elano dan melompat agar digendong ala koala,

"Ehh" kaget Elano saat Lena melompat padanya, dia terjengkang ke belakang tapi untungnya bisa menyeimbangkan tubuhnya kembali agar berdiri tegak.

"huh ke sana cepath" ucap Lena yang mulai tak sabar dan menggeliatkan tubuhnya dengan agresif membuat tubuh keduanya saling bersentuhan terus menerus, kakinya juga bergerak gerak memintanya agar masuk ke dalam kabin toilet tengah,