"huh" desahnya frustasi karena bingung harus di apakan agar kembali ke bentuk semula,
Kok ngakak sih ;)
Berdiri lalu membenarkan celana dan seragamnya, lalu mencuci tangan
Namun...
Di saat dia mencuci tangan ada suara suara aneh di luar yang membuatnya memerah malu karena teringat mimpi semalam yang masih melekat di ingatannya apalagi suara suara itu yang entah kenapa malah membuatnya merasa tak nyaman dan gerah,
Segera dia keluar dengan rasa penasaran tapi akhirnya pemandangan di depannya membuat dia merutuki pilihannya untuk keluar, dia melotot tak percaya merasa ini halusinasinya saja tapi setelah mengucek matanya pun tak ada yang berubah,
"lena" gumamnya tak percaya melihat seseorang yang sedang menampilkan aksi panas,
Tapi lamunannya buyar saat mendengar desahan desahan yang semakin keras yang pasti itu membuatnya panik jikalau ada yang masuk atau mendengarnya di luar,
"gawat" ucapnya mulai panik namun pandangannya malah menangkap sesuatu yang membuatnya menelan ludah
Indah— batinnya berkata
"Euh ah ahk ahk fuck eumm heiii pleaseee tolonghh" ucap Lana yang membuatnya berkedip kedip bingung, dia bergerak gerak gelisah melihat ekspresi Lena padanya yang membuatnya tak nyaman dan bagian bawahnya teras semakin sesak, dan dia langsung mencoba mengalihkan pandangannya,
Dosa el— batin malaikat baiknya setelah melihat pemandangan indah di depannya,
Lena memanggilnya kembali yang mau tak mau dia mendekat sambil menutup mata dengan kedua tangannya walaupun ada kacamata,
Baru saja mendekat dia tak percaya Lena membuatnya mereka saling menempel dan menggesekkan kedua bagian bawah mereka yang pasti dia langsung mengeluarkan suara desahan serak yang membuatnya malu kepalang,
Dan dilanjut dengan Lena yang memaksa ingin digendong dan membawanya menuju kabin toilet tengah
Dari sana kegiatan yang di lakukan ya saat mimpi basah pun terjadi kembali, dan dia terkaget melihat miliknya yang malah semakin aneh menurutnya, tegak, keras, ujungnya sedikit basah, dan membesar—
Malu—
Baru saja dia mengeluarkan sesuatu dari miliknya yang pasti membuat ya keenakan dia kembali terkejut sekaligus kesal melihat kejantanannya masih tak berubah dan dilanjut beberapa ronde yang dipimpin oleh Lena sedangkan dirinya hanya mengikuti sambil menikmati.
Kebalik ini—
.....
Baru saja Lena menghentikan aksinya dan yang pasti sekarang bagian bawahnya tak keras dan tegak lagi
Syukurlah— batinnya
Dan sekarang dirinya hanya bersandar lemas di closet dan hanya diam melihat di depannya Lena mulai memakai seragamnya tapi dia tak melihat memakai celana dalamnya,
Setelah hanya berdiam bingung melihat Lena, tampak Lena mendekat dan berbisik sensual
"thank you El, Lo nikmat" bisiknya
Dan Elano? Hanya diam dengan kaku tak mengerti,
"Dahh" ucapnya kembali sambil melambaikan tangan keluar kabin dan pintu utama toilet,
Akhirnya kewarasannya kembali, dan merutuki kegiatan panas yang dilakukannya
"gak tau tempat" ucapnya merutuki diri sendiri walaupun dalam hati dia senang
Menunduk, melihat penampilannya yang acak acakan lalu menghela napas dan memperbaiki penampilannya,
Saat keluar dari kabin toilet pandangannya jatuh pada secuil kain pink di lantai dekat tempat Lena melakukannya tadi,
Dengan ragu ragu dia mendekat dan berjongkok untuk mengambil barang pink itu dan detik selanjutnya wajahnya memerah karena sadar ini barang privat perempuan,
Tak hanya itu dirinya juga melihat sesuatu di wastafel yang pasti selagi di periksa ternyata perona bibir,
Tanpa di duga lano menyimpan keduanya di saku celananya,
Menatap kembali bagian bawahnya
"Apa harus melakukannya untuk membuatnya seperti semula?" tanyanya pelan melihat miliknya sendiri
Gilee pertanyaannya el
...
Drtt
Drtt
Handphone Alena tiba tiba berdering menyala menampilkan sederet nama 'Tante Karen'
"Hallo Tan" begitu Lena mengangkat panggilan dia langsung menyapa seseorang di sebrang sana,
"lena" sapa seorang perempuan yang dinamai Tante Karen
"ada apa ya tante telepon Lena?" tanya Lena sopan
"tante boleh minta tolong gak?" Tanya Tante Karen
"minta tolong? Kalau Lena bisa, Lena usahain tante" jawab lena
"gini... Suami tante mau buat cabang perusahaan Thailand, mungkin butuh waktu sedikit lama sedangkan tante harus temenin suami tante, nah Lena bisa gak tinggal disini temenin anak tante di rumah? supaya gak keluyuran ke mana mana, biasa anak laki kan gitu Len" jelas Tante Karen,
Lena yang mendengarnya langsung mengernyitkan keningnya lalu meringis diam diam,
Gue aja anak gak bener eh malah di suruh jagain anak orang biar gak keluyuran dan gaul bebas, gak salah oy? — ringisnya dalam hati
"Eh tinggal di rumah Tante?" tanyanya sedikit bingung harus merespon seperti apa.
"iya gak papa kan?, anak tante kan baik jadi Lena gak perlu pusing nantinya" bujuknya di sebrang sana
Nah loh kalo anaknya baik kenapa minta di jagain? — sangat sayang keluhannya tak berani dia keluarkan
"eum gak papa tan" putus Lena pada akhirnya,
"aduh makasih sayang"
"Iya tan gak papa"
"Yaudah Len, cepet tidur ya jangan begadang drakoran mulu, good night" dan sambungan pun terputus
....
"El" Lena keluar masuk ke kamar Elano dan duduk di sofa kamarnya.
"ya?" Elano yang sedang duduk di karpet bawah sofa langsung menoleh pada Lena di belakangnya. Baru saja Elano mendapat sebuah barang dari Aldi, temannya. Tapi tak tau apa itu barangnya dan kegunaannya.
Belum sempat menjawab, pandangan Lena langsung menyipit pada barang di meja yang telah di keluarkan dari kotaknya. Elano yang melihat pandangannya terarah pada barang aneh ini langsung menjawab.
"Ini dari Aldi, aku gak tau ini buat apa.Aneh" Elano langsung bersuara
Sejak Alena di telepon mamanya Elano, akhirnya Lena tinggal di rumah dengan Elano yang ternyata teman kecil sekaligus adik kelasnya di sekolah yang membantunya meredakan efek obat minuman Dara.
Sekitar 3 bulan dia sudah tinggal di rumah mama Elano, hanya berdua. Dari sejak itu mereka berdua semakin dekat, bahkan Lena juga tahu satu teman terdekat Elano, yaitu Aldi. Kesannya pada Aldi ini hanya satu. Mesum.
7
"Kamu gak tahu itu apa?" tanya Lena
"nggak"
Dasar polos—
"Alat sex" Lena langsung mengucapkan nama barang berwarna biru seperti kecebong yang memiliki ekor.
"ha?" Elano langsung melongo.
"Sebentar" Lena bangkit dan keluar dari kamarnya.
Lena masuk ke kamar yang sudah ditinggalinya selama tiga bulan. Lena berjongkok di samping ranjangnya, lalu mengambil kotak berwarna baby pink.
Lena lalu kembali ke kamar El dan duduk di sofa. Membuka tutup kotak, menampilkan beberapa alat sex yang menjadi koleksi Lena. Menyimpannya di meja.
Hari ini, Lena memakai dress tidur berwarna putih dengan motif bunga-bunga kecil berwarna hitam, setengah paha. Dengan tali tanpa lengan dan di bagian potongan dadanya terdapat renda putih mungil lucu.
Tanpa malu, Lena menurunkan celana dalam putih bling-blingnya di hadapan El. Lalu membuka kakinya sedikit mengangkang. Celana dalamnya belum sepenuhnya di lepaskan hanya tersangkut di bagian pergelangan kaki.
Setelah mengangkang, tampak sesuatu yang tembam, halus seperti kulit bayi dan kemerahan.
"Al..." melihat aksi Lena, Elano langsung memperingatinya.
"kenapa? Gak papa El... Kamu gak tau kan itu apa? Kamu pengen tau kegunaannya, tinggal kamu coba sama aku. Aku juga udah lama gak main sama mainan aku" Lena langsung menanggapi panggilan El.
"Ayo coba!!! Penasaran kan. Karena aku baik kamu bisa sepuasnya mau nyobain yang mana aja" bujuk Lena
El tampak ragu-ragu lalu mengambil barang yang diberi oleh Aldi. Bentuk kecebong biru.
"ini..." El ragu ragu tak tahu cara pakainya
"masukin" perintah Lena
"Aktifin tombol buat bluetooth nya terus sambungin ke apknya di handphone" jelas Lena tak sabar
Ketika El mengutak atik hp, Lena mengarahkan tangan El yang memegang vibrator ke Miss v nya.
"uhhk"
"Al..." El cemberut malu
"nyalain cepet" keluh Lena
"yang mana?" tanya El bingung
"aku gak tau yang pas itu dimana kan belum pernah make merek yang ini, coba yang sedeng aja. Ini ngeganjel... Gak nyaman gatel pengennya ada yang gerak" dengan manja Lena merengek
"iya" dan dengan segera
"Auhkk uhk ah, ini getarannya eunghh enak.cepeth" Lena mengarahkan vibrator yang di pegang El semakin masuk ke dalamnya.
"Eummh"
"maju mundurin pelan pelan elh" pinta Lena, wajahnya sudah sayu memerah dan menampilkan gairah.
Menggigit bibir sensual, tangannya mengarahkan tangan El untuk maju mundur. El tampak salah tingkah dan mulai kegerahan.
Semakin penasaran dengan getarannya, tanpa izin El menaikan kecepatannya yang paling cepat.
.....
"akhhh elh ini uhk cepettt uh ah ah aku mau nyampe hah hah Ahkhhhhh" akhirnya setelah beberapa saat berada di getaran terkuat, Lena menyemburkan cairannya dan menuruni kaki.
El menelan ludah diam diam dan mengikuti gerakan cairan yang menuruni kaki Lena dengan jakun naik turun.
Di sandaran sofa, Lena hanya mendongak menutup mata, menikmati pelepasan pertama yang nikmat dan mengatur nafasnya.
"Ah?..." Lena terkejut melihat El yang menjilati cairannya di sekitar paha. Merasa geli.
Tangannya terulur mengusap rambut El yang tengah menunduk.
Tanpa terduga El mulai berani menjilat vagina lena dan kepalanya terbenam di antara kakinya.
"Uhk"
"pelan pelan El"
"iya akhh enakkh masukin lidahnya coba" dengan perlahan El semakin lihai menggerakan lidah dan menyesap semua cairan dan rasa dari Miss v Lena.
Setelah selesai, El tampak berantakan dan matanya menggelap. Melihat itu Lena tersenyum tipis. El-nya sangat tampan dan manis.
"Suka?" tanya Lena yang di balas anggukan
"lagi?" tanya Lena melihat nafsu El mulai terpancing, lagi lagi El mengangguk senang dan mulai mengambil... Dildo.
Bentuk replika penis besar, panjang. El segera mengambil dan memasukkannya pada Miss v Lena, namun baru sebagian masuk Lena langsung menghentikannya.
"Kenapa" tanya El suram dan cemberut
Lena mengalungkan kedua tangannya pada leher El,
"Dikasur... Gendong" pinta Lena.
El hanya mengiyakan dan menggendong Lena menuju kasurnya—merebahkannya di ujung dengan kaki yang menjuntai ke lantai.
Lena bangkit duduk dan melepaskan dress tidurnya, menampakan tubuh tanpa sehelai benang. Dadanya bulat dan besar terlihat menantang ditambah pucuk dadanya yang menyembul keras. Lena berbaring kembali dengan pasrah apa yang di ingin dilakukan El.
El mengagumi seluruh inci tubuh Lena, lalu berjongkok dan berhadapan langsung dengan kewanitaan yang terlihat menggoda dan berkedut.
Lena yang meliriknya langsung mengulurkan tangan berniat mengeluarkan vibrator kecil dari lubang kewanitaannya. Namun El menghentikannya dan jari telunjuknya yang lebih besar dari Lena tampak menerobos masuk dan memeluknya untuk mengeluarkan vibrator.
Sensasi saat jarinya masuk adalah tangannya seperti di hisap oleh dinding dinding lembab yang berkedut.
"Ah! El..."
El mengambil bantal putih yang sedikit bervolume dan mengangkat bagian pinggul Lena untuk menempatkan bantal di bawah pinggulnya.
"Eh? Kenapa pake bantal El...?" tanya Lena, menurutnya dia tak bisa melihat kewanitaannya karena ada bantal ini.
"pengen aja"
El mengambil dildo berbentuk kejantanan yang sedikit pink, besar, berurat dan bahian kepalanya sedikit lebih besar.
"uh! Pelan-pelan El..." desah Lena yang merasakan kedua jari El yang membuka lubang kewanitaannya, menampakkan sesuatu yang kemerahan.
Mendengar desahan Lena, El malah mencubit klit yang sedikit mungil.
"ahh! El..."
El mulai perlahan memasukan dildo itu kedalam lubang kewanitaan Lena yang terlihat sempit.
"Eumh ah!ah!ah! Besar El..." Lena mengerang, tangannya mencari objek yang bisa di remas yang akhirnya pada seprai. Kepalanya mendongak terpejam. Mulutnya sedikit membuka mengeluarkan erangannya.
"Nyalainnya gimana Al?" El melupakan bahwa dirinya tak tau cara menyalakan getarannya.
"Ahhk! Shtt El... Pakai remot di kotaku! Cepet Gak tahan" desah Lena yang menggerakkan bagian pinggulnya yang merasa penuh Karen dildo tapi tak bergerak membuatnya tak nyaman dan tak tahan.
"sebentar Al..." akhirnya El mengambil remot dan mengaktifkan pada getaran yang tercepat.
"El... Ah! Ah! Ah! Pelaninh uhk shtt El..."
"eunghh shit El... Aku mau sampaih jangan di pelanin! Teruss ahk! Ah! Uh! Hah! Cepetinin lagi..." Lena mendesah, mengumpat dan mengerang protes.
"pengen tau dulu..." jawab El dan memperhatikan kejantanan palsu yang bergetar hebat di kewanitaan Lena sekaligus kewanitaan Lena yang semakin basah dan mengeluarkan sedikit cairan, berkedut kedut.
Melihatnya saja malah membuatnya tak tahan sendiri.
"hah, mau sampai ah! Ah! Akh! Auhhk! Jangan di pelaninh! Bentar ya ya Ahkhhhhh" akhirnya Lena mengeluarkan cairannya yang menyembur keras, dildo pun sedikit mundur karena semburan itu.
Mulutnya membuka nikmat kakinya menekuk dan semakin mengangkang lalu salah satunya meraih pundak El.
El membuka kaitan dan resleting celananya, menarik Lena mendekat, kedua kakinya melingkari pinggang El dan bless
"ahhh" desah keduanya.