Chereads / Caraku, Mencintaimu / Chapter 27 - Bekas Luka Di Paha

Chapter 27 - Bekas Luka Di Paha

Lamunan Naufal terganggu saat ponselnya berbunyi, 'kling'. Tanda jika dirinya menerima sebuah pesan di ponsel genggamnya. Tanpa menunggu lama lagi, ia membuka pesan tersebut. Nampak raut wajah Naufal yang langsung berubah drastis kala melihat apa yang ia terima.

Di dalam pesan tersebut, rupanya ia telah menerima sebuah video dan foto dari Arnold. Sampul video itu juga sangat mencurigakan bagi Naufal. Lalu, ia membuka pesan itu terlebih dahulu. Kemudian, ia mulai membaca pesan tersebut.

[Haih Tuan Naufal, ternyata setelah aku rasakan … tubuh istrimu itu sangat manis. Bahkan ada sebuah bekas luka yang ada di pahanya itu. Uh, membuatku mabuk kepayang! Bukan hanya itu saja, jepitannya sungguh membuatku ingin merasakan lagi dan lagi. Haha kau sungguh bodoh jika tak pernah memakainya. Thank's boy, sudah menjadikanku yang pertama menikmati tubuh istrimu, lezat sekali!] -, pesan dari Arnold. 

Hati Naufal merasa sesak. Ia tak mampu menahan emosinya lagi. Tanpa pikir panjang, ponselnya ia banting sangat keras. Sampai banyak menimbulkan keretakan pada layar ponselnya.

Dari ranjang, Yoona melihat aksi suaminya. Ia heran, mengapa suaminya begitu marah sampai harus membanting ponselnya. Ia berusaha mencari tahu apa yang telah terjadi  langkahnya telah mendekati Naufal dengan ragu-ragu. 

"Ada apa, Mas? Apa yang membuat kamu sampai marah seperti ini?" tanya Yoona sambil memungut ponsel genggam milik suaminya yang masih menyala dan sudah retak bagian layarnya.

"Astaghfirullah hal'adzim, Mas. Layar ponsel ini retak, semoga saja masih di pakai. Tapi ada yang sedikit pecah juga di bagian ujung, lihatlah--" tunjuk Yoona. "Besok kita bawa ke konter untuk aku perbaiki," lanjutnya. 

"Sesuatu yang sudah retak, mau bagaimanapun kita berusaha membuatnya kembali ke semula, tidak akan sama persis seperti sebelumnya," ucap Naufal memalingkan wajahnya dari Yoona.

"Sama seperti hati ini, Yoona. Hm, kau bilang kau mencintaiku. Aku hanya meminta waktu darimu untuk bersabar membuatku bisa mencintaimu. Tapi, mengapa kamu menghancurkan hatiku begitu saja?" sambung Naufal tanpa menoleh kearah Yoona.

Kata-kata Naufal membuat Yoona tidak paham dengan maksudnya. "Maksud Mas, apa?" 

"Hari ini … sudah cukup jawaban darimu. Aku memang salah karena belum bisa mencintai dirimu. Tetapi dengan bersetubuh dan berciuman dengan pria lain, bahkan dengan statusmu yang masih menjadi istriku, apakah itu tak cukup menyakitkan hatiku? Apa kau sudah tak lagi menghormati aku sebagai suamimu?" 

Naufal pergi meninggalkan Yoona begitu saja tanpa ada penjelasan lainnya. Membuat gadis berusia 20 tahun itu saat itu heran, tak mengerti yang suaminya katakan. Setelah mengatakan hal yang kurang jelas tersebut, Naufal pergi ke restoran tanpa meminta ponselnya yang kalau itu masih ada di tangan istrinya.

Seketika, buliran air mata bening mulai menetes dari mata Yoona. Ia malah baru saja menyadari jika kata-kata suaminya adalah, mengatakan bahwa dirinya telah mengkhianati hubungan mereka dengan adanya orang ketiga dari pihak dirinya.

"Maksudnya, aku berkhianat, kah? Lalu darimana Mas Naufal menyimpulkan hal itu?" gumamnya dalam hati.

Yoona terus berpikir. Belum paham mengapa suaminya menduga bahwa dirinya berkhianat. Sampai, ia teringat jika raut wajah Naufal berubah usia menerima sebuah pesan. "Ponsel! Tadi dia melihat ponsel genggamnya. Bukanlah tadi dia juga marah dan membanting ponsel ini?"

Yoona terus membolak-balikkan ponsel itu. Mengamatinya dengan teliti. "Aku harus cepat membawanya ke konter supaya aku tau apa yang sebenarnya membuat Mas Naufal marah sehingga menerka bahwa aku mengkhianatinya!" Yoona tetap semangat sembari menyeka air matanya.

Tanpa menunda-nunda waktu lagi, Yoo a bergegas ke galeri untuk memperbaiki ponsel milik suaminya. Ia tidak terima jika Naufal menyebutnya berselingkuh meski tuduhannya itu tidak secara langsung untuknya. Ia hanya tersadar jika Naufal menuduhnya dan mengarahkan dirinya berselingkuh bersama pria lain.

"Semarah itukah dia? Bahkan Mas Naufal juga tidak mau mendengarkan penjelasan dariku," keluh Yoona sedih. 

Bagaimana tidak sedih, Yoona tidak tahu apa yang membuat suaminya marah dan semarah itu. Ia hanya bisa pasrah dan sabar menunggu ponsel milik suaminya berhasil di perbaiki. 

Ternyata, Naufal cemburu melihat video dan juga foto yang dikirim oleh Arnold. Ia mengendarai mobil terlalu kencang dengan kecepatannya di atas batas yang di anjurkan saat mengendarai di Kota. 

Hingga akhirnya~

Braakkkkkk!

Ciiiiiiitttttt ….

Suara dentuman keras dan seperti suara gesekan benda tumpul saling bertemu. Mobil yang Naufal kendarai mengalami kecelakaan. 

Kecelakaan?

Ya, Naufal mengalami kecelakaan lalu lintas. Ia membanting stir ke kiri karena tidak bisa menghindari mobil yang melintas di depannya. Apa penyebabnya? Karena emosi  ia sampai tidak memperhatikan lampu merah sebesar itu.

Tabrakan itu tidaklah parah. Akan tetapi, Naufal mengalami benturan di kepala dan patah tulang di kakinya. Mendengar kabar tersebut, Yoona bergegas menuju rumah sakit dimana suaminya di rawat.

"Astaghfirullah hal'adzim. Bagaimana  ini bisa terjadi?" Yoona begitu panik. 

Tak lupa, Yoona juga mengabari keluarga yang ada di rumah jauh di Indonesia. Yoona pergi dengan kecemasan, hingga sesampainya di sana, hampir saja ia menyebabkan keributan.

"Tolong, Nyonya. Sebaiknya Anda tenang. Pasien pasti akan mendapatkan perawatan yang paling terbaik," ucap seorang perawat berusaha menenangkan Yoona.

"Astaghfirullah hal'adzim--" Yoona terus beristighfar meminta kesembuhan untuk suaminya kepada Sang Khaliq. 

Tak lama kemudian, Naufal keluar dari unit gawat darurat. Segera ia dipindahkan ke ruang inap. Di sana, Yoona menunggu Naufal dengan menatapnya penuh rasa bersalah. 

"Mas, bangun …,"

"Gara-gara aku, kamu jadi seperti ini. Tolong maafkan aku, maafkan aku," sesal Yoona meski dirinya juga tidak tahu apa kesalahan yang telah diperbuatnya. 

Naufal belum juga sadarkan diri. Menurut kata dokter, Naufal hanya tertidur karena sebelumnya sudah sadar dari pingsannya. Yoona masih setia mengurus suaminya yang masih memejamkan mata dengan telaten.

Setelah beberapa jam, Yoona mendapat kiriman dari galeri, bahwa ponsel suaminya selesai di perbaiki. Akhirnya Yoona tahu apa yang membuat suaminya marah kepadanya. Ia tak menyangka jika Arnold sejahat itu padanya. 

"Apa-apaan ini?" sulit Yoona.

"Bukannya ini nomor Kak Arnold, sepupunya Tae? Hish, sangat menjijikkan! Bisa-bisanya dia berbuat seperti ini!" kesal Yoona melihat video dan foto yang Naufal terima dari nomor Arnold yang Yoona ketahui.

"Huft, sebaiknya aku hubungi Tae. Biar dia tahu, bertapa brengseknya sepupunya itu!" cetusnya.

Tanpa menunggu suaminya terbangun, Yoona harus menyelesaikan kesalahpahaman dengan suaminya. Bagi Yoona, apa yang Arnold katakan itu tidak benar.

[Suamiku masuk rumah sakit. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu. Bisa kan kamu datang ke rumah sakit?] -, pedan dari Yoona.

[Apa? Bagaimana bisa suamimu masuk rumah sakit? Baik, aku akan kesana!]

Setelah mendapat pesan dari Yoona, Tae  bergegas kerumah sakit untuk menemuinya. Setelah naik turun beberapa halte, Tae akhirnya sampai di rumah sakit. Ia mencari ruangan dimana Naufal di rawat. Tae melihat Naufal masih berbaring di tempat tidur pasien dengan tenang.

"Yoona? Apa yang sudah terjadi dengan suamimu?" tanya Tae.

"Ya, apalagi yang menurutmu? Ini semua ulah kakak sepupumu itu!" tanpa basa-basi lagi, Yoona langsung mengatakan bahwa kecelakaan yang dialami suaminya disebabkan eh Arnold.

"Maksudnya? Arnold Oppa? Apa yang dilakukannya?" Tae merasa tidak percaya apa yang dikatakan oleh sahabatnya.

"Lihatlah, dia mengirimkan pesan yang tidak-tidak kepada suamiku. Sehingga membuatnya salah paham denganku. Dia pergi begitu saja, tak lama setelah itu aku mendengar kabar dirinya kecelakaan," tunjuk Yoona dengan air kata yang berlinang.

"Aku bahagia menikah dengannya Tae. Aku sangat bahagia, aku tak pernah mengatakan kalau aku tak bahagia. Tapi kenapa Arnold seperti itu? Dia jahat padaku! Bahkan dia mengetahui bekas luka di pahaku," lanjut Yoona menepuk-nepuk pahanya. 

"Aku  tidak tahu, bagaimana cara dia mengetahui bekas luka yang tak pernah aku perlihatkan itu," tukas Yoona dengan derai air mata penyesalan. 

Tae menunduk, ia mengakui bahwa dirinya lah yang memberitahu bekas luka tersebut. "Maafkan aku, Yoona," lirihnya. 

"Aku yang memberitahunya. Aku yang telah memberitahunya tentang bekas luka itu, tapi aku tak bermaksud lain. Dia hanya ingin memberimu kejutan katanya, dan aku tidak tau kalau kejutannya bakal seperti ini. Maafkan aku--" ungkap Tae merasa bersalah dengan menundukkan kepalanya.