Pernah sekali Angga bertanya pada mamanya. "Kenapa mereka suka muka-muka cantik begitu, Ma?"
Yang mamanya jawab berselip nada menggoda.
"Iya, ya? Kenapa enggak suka sama anak mama yang keren ini? Jangan-jangan kegantenganmu udah mengendor, Angga!"
Menghela napas, tas punggung dia tarik dari bahu kursi. Delapan langkah lebar, suara Zenkyo kembali terdengar mendominasi.
"Angga, berhenti sebentar! Ish! Minggirlah, El, menghalangi saja kerja kau!"
Tulang kering milik Elsa ia tendang, abai pekikan nyaring penanda sakit. Cara murahan membuat orang jatuh tidak akan mempan bagi seorang Takahashi Zenkyo. Ia tersenyum sombong, berlari kecil menghampiri Angga.
"Rumahmu di mana?" tanyanya seraya mengusak rambut. Entah kenapa tiba-tiba gatal, padahal Zenkyo sudah keramas setelah absen seminggu gara-gara tamu bulanan yang kadang bisa datang awal, pertengahan, maupun akhir. Sungguh tidak konsisten.