"Oii ... Anak Pungut!!"
Yudha tersentak. Ia mengenal bentakan itu. Ia kira tadi hanya mimpi, ternyata itu benar-benar adalah Qiran yang jahatnya melebihi kakak tirinya Cinderella. Mata Yudha langsung membola sempurna, tidak jadi pingsan lagi. Yudha melihat Qiran yang masih berdiri di dekatnya, dan bersiap-siap untuk menendang kaki Yudha kembali.
"Kak Qiran?! Bagaimana mungkin ini terjadi? Kenapa Kak Qiran bisa di sini? Apa Tuhan benar-benar mengirim para penyelamat untuk kami? Paman Hilal menyelamatkan Juna, dan Kak Qiran akan menyelamatkanku, ya?" racau Yudha, setelah sadar setengah tidak. Rasa sesak di dada, bercampur kantuk dan mual yang menyiksanya sejak tadi seolah menghilang. Berganti dengan rasa takutnya akan diomeli oleh kakaknya, yang tidak diragukan lagi kekejamannya.
"Kau yang kenapa, hah? Kenapa bisa berada di tengah Bukit Berkabut ini, heh? Mana bareng Pangeranku lagi. Kau kenal Pangeranku?" tanya Qiran.. Ia sembari menabok kepala belakang adiknya karena kesal.